tag:blogger.com,1999:blog-90741335214332894532024-03-06T19:34:27.421-08:00MAKALAH ARTIKEL EKONOMI INDONESIAmakalah dan artikel perekonomian global dan Perekonomian Indonesia, dampak sebuah fenomena ekonomi terhadap kehidupan perekonomian suatu negara,Disertai analisis dari berbagai sudut pandang ekonomi,beserta tinjauan pemecahannya, uraian penyebab krisis ekonomi global dari zaman ke zaman, definisi globalisasi dan perkembangan sistem ekonomi kapitalisme, telaah perbankan nasional dan perbankan syariah, penjelasan otonomi daerah, telaah utang luar negeri, restrukturisasi dan privatisasi BUMNbayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.comBlogger58125tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-16702829204307755042009-11-30T17:30:00.000-08:002009-11-30T17:36:37.062-08:00MAKALAH SISTEM INFORMASI DAN STRATEGI BISNIS<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas tentang Sistem Informasi dan Strategi Bisnis<span style="font-weight: bold;">.<br />SISTEM INFORMASI DAN STRATEGI BISNIS</span><br />Sistem informasi strategis, sistem komputer yang digunakan level organisasi untuk mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa, atau relasi lingkungan untuk membantu organisai meraih keunggulan kompetitif.<br />Keputusan strategi bisnis dari perusahaan tergantung pada:<br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li> Produk dan jasa yang dhasilkan perusahaan</li><li> Industri di mana perusahaan bersaing</li><li> Pesaing, pemasok, dan pelanggan dari perusahaan</li><li> Tujuan jangka panjang dari perusahaan</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Strategi level Bisnis: Model Rantai Nilai<br />Strategi yang paling umum untuk level ini adalah:<br /><br /></div><ol style="text-align: justify;"><li> menjadi penghasil produk dengan biaya produksi yang rendah</li><li> mendiferensiasikan produk dan jasa</li><li> mengubah lingkup persaingan baik dengan cara memperluas pasar sampai ke pasar global maupun dengan mempersempit pasar.</li></ol><div style="text-align: justify;"><br />Model rantai nilai, model yang memberi perhatian pada aktivitas primer dan pendukung yang menambah nilai bagi produk dan jasa perusahaan di mana sistem informasi paling baik diterapkan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.<br />Aktivitas primer yaituaktivitas yang langsung berhubungan dengan produksi dan distribusi produk perusahaan atau jasa. Sedangkan aktivitas pendukung adalah aktivitas yang memungkinkan pelaksanaan aktivitas primer. Terdiri dari infrastruktur organisasi, sumber daya manusia, teknologi, dan pengadaan.<br />Nilai web mengacu ke jaringan pelanggan-terkendali pada perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan rantai nilainya agar secara kolektif menghasilkan produk atau jasa kepada pasar.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Produk dan Jasa Sistem Informasi</span><br />System yang menciptakan diferensiasi produk:<br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li> Perusahaan dapat menggunakan IT untuk mengembangkan produk-produk berbeda.</li><li> Menciptakan loyalitas merek dengan mengembangkan produk yang unik dan baru dan jasa</li><li> Produk dan jasa tidak mudah diduplikasi oleh pesaing. Contohnya, Dell Corporation.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Sistem yang Mendukung Ceruk Pasar<br />Analisis intensif menggunakan data pelanggan untuk mendukung cara-cara baru menghubungi dan melayani pelanggan yang memungkinkan untuk mengembangkan ceruk pasar baru untuk produk atau jasa khusus. Contohnya, program frequent guest Hotel Wyndam<br /><br />Supply Chain Management dan Sistem Respon Pelanggan Efisien<br />Sistem yang menghubungkan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai pemasok dan konsumen. System yang secara langsung menghubungkan kembali perilaku konsumen ke distributor, produksi, dan supply chain. Contoh: Wal-Mart menghubungkan langsung pembelian pelanggan ke pemasok hampir saat itu juga. pekerjaan pemasok adalah untuk memastikan produk yang dikirim ke toko untuk menggantikan produk yang dibeli.<br /><br />IT pada level organisasi digunakan untuk menghindari beralihnya konsumen ke pemasok lain dan mengikat mereka pada perusahaan. Biaya penggantian adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atau perusahaan untuk waktu dan sumber daya yang terbuang sewaktu berganti dari satu pemasok atau ke sistem pemasok atau sistem pesaing. Contohnya, Baxter International.<br /><br />Strategi level-perusahaan dan Teknologi Informasi<br />Memperluas kompetensi inti, kegiatan di mana perusahaan unggul sebagai pemimpin kelas dunia. Sistem informasi mendorong berbagi pengetahuan di seluruh unit bisnis dan karenanya perusahaan meningkatkan kompetensi.<br /><br />Strategi level-industri dan Sistem Informasi: kekuatan-kekuatan kompetitif dan perekonomian jaringan. Perusahaan beroperasi di lingkungan lebih besar yang terdiri dari perusahaan lain, pemerintah, dan bangsa. Kemitraan informasi, aliansi kerjasama yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan yang bertujuan berbagi informasi untuk memperoleh keuntungan strategis. Membantu perusahaan mendapatkan akses ke pelanggan baru, menciptakan peluang-peluang baru untuk cross-selling dan penargetan produk.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Model lima kekuatan Porter</span><br />Dalam lingkungan yang lebih besar, terdapat lima kekuatan utama atau ancaman:<br /><br /></div><ol style="text-align: justify;"><li> Pasar baru pendatang</li><li> Produk dan jasa pengganti</li><li> Pemasok</li><li> Pelanggan</li><li> Perusahaan lain yang bersaing secara langsung</li></ol><div style="text-align: justify;"><br />Model kekuatan kompetitif, model yang digunakna untuk menjelaskan interaksi dari pengaruh-pengaruh eksternal, ancaman-ancaman khusus dan peluang-peluang, yang mempengaruhi strategi dan kemampuan organisasi dalam bersaing. Teknologi internet telah mempengaruhi struktur industri dengan<br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li> Memberikan teknologi yang mempermudah para pesaing untuk berkompetisi dalam hal harga dan para pemain baru pada pasar.</li><li> Meingkatkan informasi yang tersedia bagi pelanggan dalm hal harga sehingga meningkatkan bargaining powernya.</li><li> Menurunkan kekuatan pemasok</li><li> Barang-barang substitusi</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Ekosistem bisnis</span><br />IT memainkan peran yang kuat dalam menciptakan bentuk-bentuk baru produk ekosistem bisnis. Ekosistem bisnis adalah jaringan pemasok, distributor, perusahaan outsourcing, perusahaan jasa transportasi, dan teknologi manufaktur yang saling berkaitan. Sebagai contoh, Microsoft: 1 milyar PC di seluruh dunia dan ratusan ribu bisnis bergantung pada platform Microsoft. EBay: Jutaan orang dan ribuan perusahaan bisnis menggunakan platform ini. Wal-Mart: Enterprise sistem yang digunakan oleh pemasok untuk meningkatkan efisiensi<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Jaringan Ekonomi</span><br />Produk dan layanan IT menunjukkan efek jaringan yang kuat dan berpotensi menciptakan situasi "winner take all". Jaringan menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk menambah partisipan lainnya nol atau sedikit, sebaliknya keuntungan yang diperoleh bisa semakin besar. Bertentangan dengan hukum penurunan laba pada produk industri dan pertanian. Contohnya, Nilai dari Internet tumbuh secara eksponensial dengan kenaikan linier pengguna. Karena perangkat lunak tertentu dapat menjadi standar (seperti sistem operasi Windows atau Windows Office), orang bisa terkunci ke dalam standar dan nilai Windows tumbuh karena semakin banyak orang yang menggunakannya.<br /><br />Strategi yang bagus, menggunakan IT untuk membangun produk dan jasa yang menyebabkan efek jaringan. Peluang manajemen, Perusahaan menghadapi perkembangan IT berbasis peluang untuk mendapatkan keunggulan strategis.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tantangan Manajemen</span><br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li> Beberapa perusahaan menghadapi rintangan besar dalam menerapkan sistem kontemporer.</li><li> Setelah keuntungan tercapai, ada kesulitan dalam mempertahankan keunggulan.</li><li> Organisasi sering tidak dapat berubah untuk mengakomodasi teknologi baru dengan cukup cepat</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Pedoman Penyelesaian melakukan analisis sistem strategis</span><br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li> Memahami struktur dan dinamika persaingan industri dimana perusahaan beroperasi.</li><li> Memahami rantai nilai bisnis, perusahaan, dan industri</li><li> Mempertimbangkan bagaimana perusahaan dapat mengelola "peralihan strategis" sebagai usaha untuk menerapkan sistem yang memberikan keunggulan kompetitif.</li></ul>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com18tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-19713214390943370072009-11-20T21:08:00.000-08:002009-11-20T21:14:05.550-08:00MAKALAH KOMUNIKASI<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas segala sesuatu yang berhubungan ataupun yang mempengaruhi komunikasi.<br /><span style="font-weight: bold;">Pengertian (Definisi) Komunikasi</span><br />Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986).<br /><br />Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peran penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif, tetapi berdasarkan logika dan rasional (penalaran) dalam melaksanakan segala kegiatan dan aktivitasnya. Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia. Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan manusia. Berhasilnya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sumber (resource), pesan (message), saluran (chanel, media) dan penerima (receiver, audience).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">KOMPONEN KOMUNIKASI</span><br />Terdapat lima unsur dasar dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima, medium, pesan, dan beberapa bentuk umpan balik (tanggapan penerima pesan).<br /><br />Pengirim<br />Pengirim sebagai pemrakarsa komunikasi, dapat merupakan sumber formal maupun informal. Sumber komunikasi formal mungkin berupa organisasi untuk memperoleh laba (komersial) maupun nirlaba. Sumber informal mungkin orang tua, atau teman yang memberikan informasi atau nasihat mengenai produk.<br /><br />Penerima<br />Penerima komunikasi pemasaran formal cenderung menjadi calon atau pelanggan yang dibidik (yaitu anggota audien yang dibidik oleh pemasar). Audien perantara dan yang tidak diharapkan juga mungkin menerima komunikasi para pemasar. Contoh, audien perantara adalah grosir, distributor, dan pedagang ritel, yang menerima iklan perdagangan pemasar yang dimaksudkan untuk membujuk mereka agar mau memesan dan mengadakan persediaan berang dagangan. Audien yang tidak diharapkan yaitu setiap orang yang terbuka terhadap pesan yang tidak ditargetkan khusus oleh pengirim.<br /><br />Medium<br />Medium atau saluran komunikasi mungkin impersonal (misalnya, media massa) atau interpersonal (pembicaraan resmi antara tenaga penjual dan pelanggan atau pembicaraan informal antara dua orang atau lebih yang terjadi secara langsung baik melalui telepon, surat maupun online).<br /><br />Pesan<br />Pesan dapat bersifat verbal (lisan atau tertulis), nonverbal (foto, ilustrasi, atau symbol), atau kombinasi keduanya. Pesan verbal biasanya dapat mencakup informasi produk atau jasa yang lebih spesifik daripada pesan nonverbal. Pesan verbal yang digabungkan dengan pesan nonverbal sering memberikan lebih banyak informasi kepada penerima daripada salah satu diantara keduanya.<br /><br />Umpan Balik<br />Umpan balik merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam komunikasi interpersonal dan impersonal. Umpan balik yang cepat waktunya memungkinkan pengirim untuk memperkuat, mengubah, atau memodifikasi pesan untuk menjamin agar dapat dimengerti sesuai dengan yang dimaksudkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PROSES KOMUNIKASI</span><br /><br />Pemrakarsa Pesan (Sumber)<br />Sponsor atau pemrakarsa pesan harus memutuskan kepada siapa pesan harus dikirim dan apa yang harus disampaikannya, dan kemudian merumuskan pesan sedemikian rupa sehingga artinya ditafsirkan oleh audien yang dibidik persis seperti yang dimaksudkan. Sumber komunikasi impersonal biasanya adalah organisasi yang mengolah dan mengirimkan pesan yang tepat melalui departemen khusus atau juru bicara. Publisitas biasanya merupakan hasil usaha hubungan masyarakat dan cenderung dapat lebih dipercayai karena sumber atau maksud komersialnya tidak mudah diketahui.<br /><br />Kredibilitas<br />Kredibilitas sumber mempengaruhi perumusan pesan. Kredibilitas sumber yang merupakan unsur penting dalam daya persuasif pesan sering didasarkan pada maksud yang diharapkan.<br /><br />Kredibilitas Sumber Informal<br />Sumber informal atau sumber-sumber editorial dianggap dianggap sangat obyektif dan sangat kredibel. Kredibilitas yang meningkat yang diberikan oleh sumber informal tidak dapat dijamin sepenuhnya, walaupun ada aura obyektivitas yang dirasakan.<br /><br />Kredibilitas Sumber Formal<br />Sumber-sumber formal yang dirasa netral mempunyai kredibilitas yang lebih besar daripada sumber-sumber komersial karena persepsi bahwa mereka lebih obyektif dalam menilai produk. Kredilitas sumber komersial lebih problematic dan biasanya didasarkan pada penilaian gabungan atau reputasi, keahlian, pengetahuan, saluran ritel, dan jurubicara perusahaan.<br /><br />Kredibilitas Jurubicara dan Pendukung<br />Para konsumen kadang-kadang melihat jurubicara yang menyampaikan pesan produk sebagai sumber atau pemrakarsa pesan. Para peneliti telah mempelajari hubungan antara pengertian konsumen mengenai pesan dan bujukan, dan telah menemukan bahwa jika pengertian rendah, para penerima tergantung pada kredibilitas jurubicara dalam membentuk sikap terhadap produk, tetapi jika pengertian dan pengolahan informasi sistematis tinggi, keahlian sumber jauh lebih kecil pengaruhnya terhadap sikap penerima.<br /><br />Kredilitas Pesan<br />Pengalaman sebelumnya yang diperoleh konsumen atas produk atau pedagang ritel tertentu berpengaruh besar terhadap kredibilitas pesan. Harapan terhadap produk yang terpenuhi cenderung meningkatkan kredibilitas pesan pada masa mendatang, sebaliknya produk yang mengecewakan cenderung mengurangi kredibilitas pesan pada waktu berikutnya.<br /><br />Pengaruh Waktu Terhadap Kredibilitas Sumber<br />Pengaruh persuasive dari sumber-sumber yang berkredibilitas tinggi tidak selalu bertahan lama, walaupun lebih berpengaruh daripada sumber yang berkredibilitas rendah. Riset menunjukkan bahwa baik pengaruh kredibilitas yang positif maupun negatif cenderung lenyap setelah sekitar 6 minggu. Gejala seperti ini disebut efek penidur (sleeper effect).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">AUDIEN (PENERIMA PESAN) YANG DIBIDIK</span><br />Para penerima pesan menafsirkan pesan yang mereka terima berdasarkan pengalaman dan karakteristik pribadi.<br /><br />Pengertian<br />Tingkat ketepatan arti yang diperoleh dari pesan merupakan fungsi dari karakteristik pesan, kesempatan dan kemampuan penerima untuk mengolah pesan itu, dan motivasi penerima. Karakteristik pribadi seseorang mempengaruhi ketepatan dalam menafsirkan pesan.<br /><br />Suasana Hati (Mood)<br />Suasana hati atau pengaruh perasaan memainkan peranan penting terhadap cara pesan yang diterima. Suasana hati konsumen mempengaruhi cara bagaimana sebuah iklan diterima, diingat, dan ditindaklanjuti.<br /><br />Hambatan Komunikasi<br />Berbagai hambatan terhadap komunikasi dapat mempengaruhi ketepatan interpretasi pesan oleh konsumen. Hambatan ini meliputi:<br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li> Persepsi selektif, para konsumen cenderung mengabaikan iklan-iklan yang tidak mengandung kepentingan khusus atau tidak berkaitan dengan mereka.</li><li> Kegaduhan psikologis, misalnya pesan-pesan iklan yang bersaing, dapat mengganggu penerimaan suatu pesan.</li></ul>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-11689150156622936762009-11-13T06:54:00.000-08:002009-11-13T07:10:12.025-08:00MAKALAH ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)<div style="text-align: justify;">Makalah Informasi Akuntansi ini membahas mengenai Analisis sistem (system analisis) yang merupakan penguraian dari sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.<br /><br />Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desaian sistem (sistem design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">LANGKAH-LANGKAH ANALISIS SISTEM</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Identify, yaitu mengidentifikasi masalah</li><li>Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada</li><li>Analyze, yaitu menganalisis sistem</li><li>Report, yaitu membuat laporan hasil analisis</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">MENGIDENTIFIKASI MASALAH (LANGKAH 1)</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Tugas-tugas dalam mengidentifikasi masalah</li><li>Mengidentifikasi Penyebab Masalah</li><li>Mengidentifikasi Titik Keputusan</li><li>Mengidentifikasi Personil-Personil Kunci</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">MEMAHAMI KERJA DARI SISTEM YANG ADA (LANGKAH 2)</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Menentukan Jenis Penelitian.Meliputi: wawancara, observasi, daftar pertanyaan, pengambilan sampel<br /></li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Merencanakan Jadual Penelitian (Who, When, Where, What, How)</li></ul><ol style="text-align: justify;"><li> Mengatur Jadual Wawancara</li><li> Mengatur Jadual Observasi</li><li> Mengatur Jadual Pengambilan Sampel</li></ol><ul style="text-align: justify;"><li>Membuat Penugasan Penelitian</li><li>Membuat Agenda Wawancara</li><li>Mengumpulkan Hasil Penelitian</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">MENGANALISIS HASIL PENELITIAN</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Menganalisis Kelemahan Sistem</li></ul><ol style="text-align: justify;"><li> Menganalisis Distribusi Pekerjaan</li><li> Menganalisis Pengukuran Pekerjaan</li><li> Menganalisis Keandalan</li><li> Menganalisis Dokumen </li><li> Menganalisis Laporan</li><li> Menganalisis Teknologi</li></ol><ul style="text-align: justify;"><li>Menganalisis Kebutuhan Informasi Pemakai/Manajemen , Walaupun menganalisis kelemahan-kelemahan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi merupakan tugas yang perlu, tetapi tugas ini saja belum cukup. Tugas lain dari analis sistem yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakainya<br /></li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">MEMBUAT LAPORAN HASIL ANALISIS</span><br />Setelah proses analisis sistem ini selesai dilakukan, tugas berikutnya adalah membuat laporan hasil analisis. Laporan ini diserahkan ke steering committee yang seterusnya diserahkan ke manajemen<br /><br />Tujuan utama penyerahan laporan ke manajemen<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Bahwa analisis telah selesai dilakukan</li><li>Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen</li><li>Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen</li><li>Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya (dapat berupa meneruskan ke tahap desain sistem atau menghentikan proyek bila dipandang tidak layak lagi).</li></ul>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-64663041446535775562009-11-08T19:56:00.000-08:002009-11-08T20:16:38.865-08:00MAKALAH PUSAT LABA|UNIT BISNIS<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas tentang Pusat Laba dalam sebuah organisasi unit bisnis.<br /><span style="font-weight: bold;">Pengertian Pusat Laba</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan laba (selisih antara pendapatan dan beban) yang diperoleh.</li><li>Pusat laba dapat dibentuk dengan struktur divisionalisasi, yang memungkinkan unit utama bertanggungjawab terhadap produksi dan pemasaran sekaligus. </li><li>Pusat laba dibentuk dengan keputusan expense and revenue trade-off. Keputusan ini ditentukan dengan 2 kondisi, yaitu Manajer memiliki akses ke informasi yang relevan dalam membuat keputusan dan terdapat ukuran efektivitas atas trade-off yang dibuat manajer.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Manfaat Pusat Laba</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Kualitas keputusan manajer lebih meningkat.</li><li>Kecepatan pengambilan keputusan operasional lebih cepat.</li><li>Manajer kantor pusat dapat lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.</li><li>Manajer lebih bebas menunjukkan imajinasi dan inisiatifnya.</li><li>Memberikan tempat pelatihan sempurna bagi kemampuan manajerial secara umum.</li><li>Kesadaran terhadap laba semakin meningkat.</li><li>Memberikan informasi siap pakai kepada manajemen puncak tentang profitabilitas komponen-komponen individual perusahaan.</li><li>Output yg siap pakai membuat pusat laba sangat responsif terhadap tekanan utk meningkatkan kinerja kompetitif.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Kesulitan yang Dihadapi Pusat Laba</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Hilangnya pengendalian karena pengambilan keputusan yang terdesentralisasi.</li><li>Kualitas keputusan yang diambil unit akan berkurang apabila manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik.</li><li>Perselisihan dapat meningkat (karena argumen-argumen tentang harga transfer, biaya umum dan kredit atas usaha bersama antara 2 unit).</li><li>Kompetisi yang tinggi antar manajer unit.</li><li>Adanya biaya tambahan karena duplikasi tugas di setiap pusat laba.</li><li>Manajer yang kompeten terhadap satu kompetensi mungkin tidak ada.</li><li>Cenderung kepada profitabilitas jangka pendek daripada profitabilitas jangka panjang.</li><li>Optimalisasi laba dari pusat laba tidak dapat menjamin optimalisasi laba perusahaan secara keseluruhan.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Unit Bisnis sebagai Pusat Laba</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Hal utama yang harus dipertimbangkan adalah adanya batasan atas wewenang manajer unit bisnis.</li><li>Batasan dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari manajemen korporat.</li><li>Batasan dari unit bisnis lain akan semakin tidak terlihat apabila keputusan produk, keputusan pemasaran dan keputusan perolehan dilakukan oleh satu unit bisnis, disamping itu terdapat sinergi antar unit bisnis. </li><li> Apabila ketiga keputusan diatas dibentuk dalam lebih dari 2 unit bisnis, maka batasan dari unit bisnis lain akan semakin terlihat.</li><li>Batasan dari manajemen korporat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu batasan-batasan yang timbul dari: pertimbangan-pertimbangan strategis, karena adanya keseragaman dan dari nilai ekonomis sentralisasi.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Pusat Laba selain Unit Bisnis</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Pemasaran. Biaya standar merupakan pertimbangan utama dalam harga transfer.<br /></li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Manufaktur.</li></ul><div style="text-align: justify;"> Diharapkan manajer membuat keputusan terpisah atas aktivitas pengendalian mutu, penjadwalan produk ataupun keputusan membuat atau membeli.<br /> Selisih antara harga jual produk dengan estimasi biaya pemasaran merupakan pertimbangan utama meskipun hanya merupakan laba semu.<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Unit Pendukung Pelayanan (pemeliharaan, TI, transportasi, teknik, konsultan, layanan konsumen dan aktivitas pendukung). Beban yang digunakan merupakan pertimbangan utama, jadi manajer harus mampu menentukan biaya pelayanan yang ekonomis meskipun berasal dari pemasok luar.<br /></li></ul><ul style="text-align: justify;"><li>Kantor cabang</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Mengukur Profitabilitas Pusat Laba</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Terdapat dua ukuran profitabilitas, yaitu kinerja manajemen dan kinerja ekonomis.</li><li>Kinerja manajemen berkaitan dengan kegiatan perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegaiatan sehari-hari pusat laba.</li><li>Kinerja ekonomis berkaitan dengan kinerja pusat laba sebagai entitas ekonomi.</li></ul><div style="text-align: justify;"> <br />Kinerja ekonomis dapat diukur dengan margin kontribusi, laba langsung, laba yang dapat dikendalikan, laba sebelum pajak dan laba bersih<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Margin Kontribusi.</li></ul><div style="text-align: justify;"> Merupakan selisih antara pendapatan dengan beban variabel.<br /> Alasan penggunaan karena beban tetap berada diluar kendali manajer.<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Laba Langsung.</li></ul><div style="text-align: justify;"> Merupakan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba perusahaan.<br /> Alasan penggunaan karena pengeluaran pusat laba merupakan tanggung jawab manajer pusat laba, baik pengeluaran yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Laba yang Dapat Dikendalikan.</li></ul><div style="text-align: justify;"> Mempertimbangkan pengeluaran-pengeluaran pada tingkat tertentu.<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Laba Sebelum Pajak.</li></ul><div style="text-align: justify;"> Mempertimbangkan pembebanan relatif dari biaya overhead korporat ke pusat laba.<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Laba Bersih.</li></ul><div style="text-align: justify;"> Mempertimbangkan jumlah laba bersih setelah pajak.<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Penentuan pendapatan yaitu ketika pesanan dibuat, pesanan dikirim atau ketika kas diterima sangat penting diperhatikan mengingat seluruh bagian pusat laba adalah bagian korporat.</li><li>Pertimbangan manajemen dalam hal beban yang dapat dikendalikan sangat penting, sehingga besarnya beban ini akan menunjukkan pos-pos yang benar-benar terjadi pada pusat laba.</li></ul>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-85058697360342195752009-11-06T12:44:00.000-08:002009-11-06T13:04:05.454-08:00MAKALAH PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN|UNSUR SPM<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas salah satu dari unsur-unsur SPM,yaitu Pusat Pertanggungjawaban.<span style="font-weight: bold;"><br />PENGERTIAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Pusat pertanggungjawaban adalah organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan.</li><li>Fungsi pusat pertanggungjawaban adalah sebagai mengimplementasikan strategi tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan.</li><li>Pusat pertanggungjawaban memperoleh input yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan (aktivitas)-nya dan menghasilkan output.</li><li>Output suatu pusat pertanggungjawaban juga bisa menjadi input untuk pusat pertanggungjawaban yang lain.</li><li>Manajer pusat pertanggungjawaban bertanggungjawab untuk memastikan hubungan optimal antara input dengan output. </li><li> Hubungan antara input dan output ada yang bersifat timbal balik dan langsung, tetapi ada juga yang bersifat tidak langsung.</li><li>Mengukur input biasanya lebih mudah karena terdapat ukuran-ukuran fisik yang jelas (nilai moneter, jumlah tertentu, dlsb).</li><li>Mengukur output lebih sulit dilakukan, karena terkadang tidak terdapat ukuran fisik dan hubungan dengan input yang jelas, sehingga dibutuhkan angka-angka pengganti (surrogate numbers). </li></ul><div style="text-align: justify;">Kinerja pusat pertanggungjawaban diukur dengan dua kriteria yaitu efisiensi dan efektivitas.<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Efisiensi merupakan rasio (perbandingan) antara input dengan output.</li><li>Efektivitas merupakan rasio (perbandingan) antara output yang dihasilkan dengan tujuannya.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">JENIS-JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Pusat Pendapatan.</li><li>Pusat Beban.</li><li>Pusat Laba.</li><li>Pusat Investasi.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">PUSAT PENDAPATAN</span><br />Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan output (pendapatan) yang diukur secara moneter, akan tetapi tidak dihubungkan dengan input-nya (beban).<br />Contoh: departemen pemasaran (penjualan). Departemen pemasaran tidak berwenang untuk menentukan harga pokok ataupun harga jual produk yang dihasilkan. Akan tetapi, ukuran utama kinerjanya adalah pendapatan yang diperoleh dari pemasaran produk tersebut.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PUSAT BEBAN</span><br />Pusat beban adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan input yang diukur secara moneter, akan tetapi outputnya tidak diukur.<br />Pusat Beban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>pusat beban teknik </li><li>pusat beban kebijakan</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />PUSAT BEBAN TEKNIK<br />Pusat beban teknik merupakan pusat pertanggungjawaban yang jumlah input (beban)-nya secara tepat dan memadai dapat diestimasikan dengan wajar.<br />Ciri-ciri pusat beban teknik:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Input-nya dapat diukur secara moneter.</li><li>Input-nya dapat diukur secara fisik.</li><li>Jumlah rupiah optimal dan input yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit output, dapat ditentukan.</li></ul><div style="text-align: justify;">Contoh: Departemen pemanufakturan (produksi); Bagian penggajian.<br />Dalam pusat beban teknik, efisiensi lebih ditekankan, sehingga output akan dibandingkan dengan beban standar. Disamping itu pusat beban teknik juga mempunyai tugas penting, yaitu menjaga mutu dan volume produksi, serta melakukan pelatihan, pengembangan dan penilaian untuk karyawan.<br /><br />PUSAT BEBAN KEBIJAKAN<br />Pusat beban kebijakan merupakan pusat pertanggungjawaban yang jumlah input (beban)-nya yang diestimasikan tidak tersedia. Oleh karena itu, beban-beban yang dikeluarkan tergantung pada penilaian manajemen, atas jumlah yang memadai untuk suatu kondisi.<br />Contoh: Unit-unit administratif dan pendukung, seperti bagian akuntansi, hubungan masyarakat (humas), legal (hukum), bagian sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan (R & D).<br /><br />Ciri-ciri pengendalian pusat beban kebijakan:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Setiap kegiatan harus dilakukan penyusunan anggarannya. Pendekatan dalam penyusunan anggaran yang bisa digunakan adalah management by objective (suatu proses formal, dimana pembuat anggaran mengusulkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dan menyarankan ukuran untuk evaluasi kinerjanya), yang bisa dilakukan dengan incremental budget (beban sekarang dijadikan dasar) atau zero-base review (anggaran selalu ditinjau ulang).</li><li>Beban yang dikeluarkan jumlahnya bervariasi.</li><li>Keuangan dikendalikan dengan partisipasi para manajer dalam perencanaan dan pelaksanaannya.</li><li>Kinerja ditentukan dengan kemampuan manajer untuk menggunakan beban sesuai dengan jumlah yang dianggarkan.</li></ul><div style="text-align: justify;">Setiap pusat beban kebijakan lebih banyak mengalami kesulitan dalam menghubungkan antara input dengan hasil yang akan diperoleh dan keinginan yang besar untuk menunjukkan kinerja terbaik (sehingga seolah-olah kurang selaras dengan tujuan).<br /></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-76921807867533656012009-11-06T08:26:00.000-08:002009-11-06T08:56:02.984-08:00SERBA-SERBI LOSO:BREAST CANCER<div style="text-align: justify;"><b><a href="http://www.blogcewek.info/2008_12_01_archive.html"><span class="Apple-style-span" style="color:#FF0000;">LOSO</span></a> ONLINE</b> adalah sebuah komunitas perkumpulan ataupun wadah bagi para blogger,cracker,hacker.Setiap minggu,komunitas ini selalu berkumpul membahas tentang berbagai hal. Tema yang sering dikupas dalam forum ini adalah mengenai internet marketing bisnis. Tema inilah yang sering menarik minat pengikut forum seiring dengan semakin susahnya memperoleh pekerjaan di dunia nyata.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Breast Cancer</b></div><div style="text-align: justify;">Breast cancer is the second major cause of cancer death in American women, with an estimated 44,190 lives lost (290 men and 43,900 women) in the United States in 1997. Although ovarian cancer accounts for fewer deaths than breast cancer, ovarian cancer still represents 4% of all female cancers. For some of the cases of both types of cancer, there is also a clear genetic link.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">In 1994, two breast cancer susceptibility genes were identified: BRCA1 on chromosome 17 and BRCA2 on chromosome 13. When individuals carry a mutation in either BRCA1 or BRCA2, they are at an increased risk of being diagnosed with breast or ovarian cancer at some point in their lives. Until recently, it was not clear what the function of these genes was, until studies on a related protein in yeast revealed their normal role: they participate in repairing radiation-induced breaks in double-stranded DNA. It is thought that mutations in BRCA1 or BRCA2 might disable this mechanism, leading to more errors in DNA replication and ultimately to cancerous growth.Thus far, the best opportunity to reduce mortality is through early detection (general screening of the population for BRCA1 and BRCA2 is not yet recommended). However, new strategies to find anticancer drugs are constantly being developed. The latest strategy, called "synthetic lethal screening", looks for new drug targets in organisms such as yeast and fruit flies. In the same way that studies in yeast recently helped to identify the functions of BRCA1 and BRCA2, it is thought that drugs that work in more primitive organisms will also be applicable to humans.</div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-46824228693934665082009-11-04T17:03:00.000-08:002009-11-04T17:53:04.143-08:00OPEL ZAFIRA 2003 SPECIFICATION|REVIEW<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://areamodification.blogspot.com/"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 270px; height: 180px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiBr7y1e3g9ftNkVLCWbCutYNmnNDgSfTqH8PiHaH2GWTjfvt1UfESXLG3sHsbogbEqbG80l6ZzyHXVOKFAO8s1ThQheKtZdmVr0LrYooeST-8wpNp-ZMKjZMuoCWM3EJlOEDL4wRHc5qb/s400/OPEL+Zafira+2003.jpg" alt="OPEL ZAFIRA 2003" title="OPEL ZAFIRA 2003" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400429140970341874" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;"><a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://areamodification.blogspot.com/">Autos workshop</a> industry and everything about Opel Zafira 2003</span><br /><div style="text-align: justify;">The 2003 face lift saw a restyled Zafira with a flashier grille categorical by chrome accents. Headlights were hardly redesigned while the front-end air assimilation was kept the same, with high-beam encasements at the sides. The agent range, still comprised of 4-valve butt arch units, was hardly broadened by replacing the ahead appear commonly aspirated 2.0 Liter Diesel plants with a added able <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://areamodification.blogspot.com/">auto</a> turbocharged version. Equipment levels were aloft with cartage accepting been accessible in two new trims, Maxx and Design Edition, both analogously priced.<br /><br />The GSi Turbo in this <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://areamodification.blogspot.com/2009/10/bi-turbo-design-and-function-audi-27.html">turbo design car</a> is good, but it's costly to run and the ride is very hard. Before buying a late used model, check you can't beat the deal with a pre-registered new car. Car supermarkets often have some great offers - but ensure the vehicle is a genuine UK car, not a grey import. there's only really enough room for children in the rearmost seats. The chassis is beginning to show its age alongside rivals, but the Zafira's <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://areamodification.blogspot.com/2009/10/bi-turbo-design-and-function-audi-27.html">function</a> of safe handling is ideal for drivers who want stability and predictable road manners.</div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-29648419933087283082009-11-04T03:31:00.000-08:002009-11-04T04:14:09.766-08:00MAZDA RX-8 SPECIFICATION AND REVIEW<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://areamodification.blogspot.com/"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 296px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDkH9E0cczKQWsaTtd-k_ztWAtvmn7QNY-5BYSzb_hQ-7qxnzqkzrjC6I-Y0rzCty7lmP8qb_p9IolDfholhteyPbXB2HLsL9in_L5dkPZ6fCHa4-QqRTh_XCkobF4UKuDdPCmPp5lqFRC/s400/mazda+rx8..jpg" alt="MAZDA RX-8" title="MAZDA RX-8" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400220159731755426" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Many annual and <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://areamodification.blogspot.com/">auto</a> sites were quick to address the account that Mazda may (or is activity to) acquaint addition facelift adaptation of their RX-8 sports car at the accessible Frankfurt Show. And while we're acclimatized to common facelifts from Japanese carmakers, botheration is that Mazda presented the latest active RX-8 at aftermost year's Detroit Auto Show. Turns out that all the fuss was about the German bazaar admission ("Deutschland-premiere") of what is awash in best markets as the adapted RX-8 231HP with the R3 action package. Non believers may analysis out the (translated) German columnist absolution afterwards the jump.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhrJuxOYs9LsBJ8LB3HOOgFUuSIFlibbRX6kGhACTHq4f6h2oGdi-uzDlg1DyoxeQjFuBnYEC9L8aq9t_EpTJijOc4z3B1kD4KC0sJHgo30kPa0rAP9zsSWrD7GuxyAnbrtM4Vcq5zEDVU/s1600-h/mazda+rx8..2jpg.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 239px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhrJuxOYs9LsBJ8LB3HOOgFUuSIFlibbRX6kGhACTHq4f6h2oGdi-uzDlg1DyoxeQjFuBnYEC9L8aq9t_EpTJijOc4z3B1kD4KC0sJHgo30kPa0rAP9zsSWrD7GuxyAnbrtM4Vcq5zEDVU/s400/mazda+rx8..2jpg.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400214336359203106" border="0" /></a>It's all actual beautiful and hi-tech central as befits an X-Men 2 cine extra. One of the things that makes the RX-8 angle out as a abundant car, rather than alone a acceptable one, is the absorption to detail paid to the interior. There are no cheap-looking fittings, and while it would accept been almost accessible to abject the instruments and controls on those acclimated in the Mazda6, the RX-8 has its own bespoke interior. The few adamantine plastics about are atramentous high-gloss plastics that attending rather classy, and the way Mazda's designers accept again the triangular rotor appearance as architecture appearance in added genitalia of the car is one for the anoraks out there. There is a agenda speedometer set into the over-size rev counter, and the council caster is adapted with audio controls.As a <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://areamodification.blogspot.com/2009/10/bi-turbo-design-and-function-audi-27.html">Turbo Design</a> car, he <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://areamodification.blogspot.com/2009/10/bi-turbo-design-and-function-audi-27.html">Function</a> the rotor turn inside the Rx8 sound almost like a turbo spooling with out the stress. Now,Factory <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://areamodification.blogspot.com/"><em>Auto Workshop</em></a> Service Repair Manual of Mazda RX-8 can outspread everywhere.<br /></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-79941259900527984542009-11-03T07:30:00.000-08:002009-11-03T08:35:44.797-08:00MAKALAH PERILAKU ORGANISASI (GOAL CONGRUENCE)<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas tentang Perilaku Organisasi dan pengaruhnya terhadap Goal Congruence<span style="font-weight: bold;">.<br />GOAL CONGRUENCE</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>SPM memiliki tujuan utama untuk memastikan (sejauh mungkin) tingkat goal congruence yang tinggi.</li><li>Goal congruence merupakan keselarasan antara tindakan-tindakan individu untuk meraih tujuan-tujuan pribadi guna membantu pencapaian tujuan organisasi.</li><li>Dalam suatu organisasi, perilaku manusia pasti dipengaruhi oleh sistem formal (yang dibentuk oleh organisasi) maupun informal (etos kerja, gaya manajemen dan budaya). </li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Faktor-Faktor informal yang mempengaruhi goal congruence terdiri dari faktor-faktor eksternal dan internal.<br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Faktor eksternal, yaitu norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan terjadi dalam masyarakat (dan organisasi merupakan bagian dari masyarakat).</li><li>Faktor –faktor eksternal yang mempengaruhi goal congruence adalah etos kerja dan norma spesifik sesuai industri.</li><li>Etos kerja merupakan loyalitas seseorang terhadap organisasi, serta keuletan, semangat dan kebanggan yang dimiliki dalam menjalankan tugas.</li><li>Faktor–faktor internal yang mempengaruhi goal congruence adalah budaya, gaya manajemen, hubungan informal dalam organisasi serta persepsi dan komunikasi.</li><li>Budaya dalam organisasi meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit diterapkan pada seluruh jajaran organisasi. </li><li> Budaya sangat dipengaruhi oleh personalitas dan kebijakan manajer.</li><li>Gaya manajemen memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian manajemen, karena sikap bawahan merupakan cerminan sikap atasannya.</li><li>Hubungan informal juga dibutuhkan, meskipun hubungan formal telah ditetapkan.</li><li>Cara-cara untuk mencapai tujuan organisasi juga harus dikomunikasikan dengan baik dan pesan-pesan yang disampaikan diharapkan dapat diinterpretasikan dengan makna yang sama.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">FAKTOR-FAKTOR FORMAL YANG MEMPENGARUHI GOAL CONGRUENCE</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Faktor-faktor formal yg mempengaruhi goal congruence terdiri dari SPM dan aturan-aturan.</li><li>Aturan-aturan merupakan seperangkat tulisan yang memuat semua jenis instruksi dan pengendalian (termasuk instruksi tentang jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan dan tuntunan-tuntunan etis).</li><li> Aturan-aturan dapat berisi hal-hal yang sederhana sampai yang rumit, pedoman kerja yang ketat sampai fleksibel maupun tindakan positif (pelarangan tindakan negatif).</li><li> Jenis-jenis aturan dapat berupa :</li></ul><ol style="text-align: justify;"><li>Pengendalian fisik terhadap semua aktiva organisasi.</li><li>Panduan manual yang ditinjau secara berkala.</li><li>Pengamanan terhadap sistem informasi.</li><li>Sistem pengendalian tugas.</li></ol><ul style="text-align: justify;"><li>Proses pengendalian formal diawali dengan perencanaan strategis (sesuai tujuan dan strategi organisasi), penyusunan anggaran, pelaksanaan rencana (kinerja aktual, sesuai dengan aturan organisasi), pelaporan hasil kinerja dan evaluasi hasil kinerja.</li><li>Strategi juga dipengaruhi oleh struktur organisasi, sehingga SPM juga demikian. </li><li> Organisasi dapat memiliki beberapa struktur, yaitu:</li><li>Struktur fungsional (setiap manajer bertanggungjawab atas area fungsional dalam organisasi). </li><li> Kelebihannya adalah efisiensi, kelemahannya berkaitan dengan ketidakjelasan efektivitas, perlunya penyelesaian masalah secara bertahap serta kurang tepat untuk produk dan pasar yang beragam.</li><li>Struktur unit bisnis (setiap manajer bertanggungjawab atas aktivitas masing-masing unit bisnis sebagai bagian semi-independen dari organisasi). </li><li>Kelebihannya adalah gaya manajemen semakin terlihat dan produk mendekati pasar, kelemahannya adalah dulikasi sejumlah pekerjaan area fungsional dan perselisihan antar unit bisnis.</li><li>Struktur matriks (setiap unit-unit funsional memiliki tanggung jawab ganda).</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />KONTROLER<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Kontroler adalah orang yang bertanggungjawab dalam merancang dan mengoperasikan SPM.</li><li>Kontroler diserahkan kepada Chief Financial Officer (Manajer Keuangan).</li><li>Kontroler dibedakan menjadi kontroler korporat dan kontroler unit bisnis.</li><li>Fungsi kontroler:</li></ul><ol style="text-align: justify;"><li>Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.</li><li>Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pajak) kepada pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.</li><li>Menyiapkan, menganalisis dan meninterpretasikan laporan kinerja; menganalisis program dan proposal anggaran, serta mengkonsolidasikannya dalam anggaran tahunan.</li><li>Melakukan supervisi audit internal dan audit operasional, mencatat prosedur pengendalian yang menjamin validitas informasi serta menetapkan tingkat keamanan yang memadai terhadap kecurangan.</li><li>Mengembangkan personil dalam organisasi pengendali dan terlibat dalam pelatihan yang berkaitan dengan fungsi pengendalian</li></ol>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-22160873724032539442009-11-02T05:57:00.000-08:002009-11-02T09:04:11.736-08:00Cancer Antitoxin Aftereffect For Statins<div style="text-align: justify;">The frequently acclimated decree statin drugs may accept a careful aftereffect in the blockage of alarmist blight and advance to a abridgement in the charge for gallbladder removals, according to two studies appear in Gastroenterology. As millions of Americans use statins anniversary day to advice lower their cholesterol and accident of affection <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://www.healthy-zone.info/2009/06/death-because-heart-disease.html">disease</a>, advisers are acquirements of the benign furnishings these drugs may accept on gastrointestinal disorders. Gastroenterology is the official account of the American Gastroenterological Affiliation (AGA) Institute.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Statins Reduce Accident of Alarmist Cancer</span><br /><br />Statin use is associated with a cogent abridgement in the accident of hepatocellular blight (HCC), or alarmist <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://www.healthy-zone.info/">cancer</a>, amid patients with diabetes, according to a new abstraction in Gastroenterology.<br /><br />"Our abstraction provides the aboriginal adumbration of a blight antitoxin aftereffect for statins specific to HCC," said Hashem B. El-Serag, MD, MPH, of the Baylor College of Medicine and advance columnist of the study. "While these allegation charge to be accepted in approaching studies, we are hopeful that added analysis continues to appearance the benign aftereffect of statins for alarmist blight blockage in patients with diabetes."In the <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://www.healthy-zone.info/">health</a> world, it is very dangerous.<br /><br />HCC is a awful baleful blight that has been accretion in several regions of the world, including the U.S. Experimental as able-bodied as aberrant animal abstracts suggests that statins apply a benign action, abbreviation the progression of HCC.<br /><br />Researchers undertook an epidemiological abstraction in a ample accomplice of diabetics, whose accident of HCC was college than average, to characterize the accord amid statin use and HCC and added alarmist disease. The aggregation advised 1,303 cases and 5,212 controls; the beggarly age was 72 years. Ninety-nine percent were men and 13 percent were African Americans. A decidedly abate admeasurement of cases (34.3 percent) had at atomic one abounding decree for statins than controls (53.1 percent).<br /><br />The analysis aggregation begin a cogent changed affiliation amid accepting statin prescriptions abounding and the accident of developing HCC. There was a trend against stronger accident abridgement with best and added common statin prescriptions. The accident abridgement empiric with statins ranged amid 25 percent and 40 percent. Reduced HCC accident was similar, whether the prescriptions were for simvastatin or any added statin dispensed.</div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-65777106191689330932009-11-01T23:37:00.000-08:002009-11-02T01:51:54.531-08:00Asbestos Disease (mesothelioma cancer) in Review<p>Information about Asbestos</p><p align="justify">Asbestos <a href="http://www.healthy-zone.info/2009/06/death-because-heart-disease.html"><span style="color:#ff0000;">disease</span></a>, mesothelioma <span style="color:#000000;">cancers</span>, lung <a href="http://www.healthy-zone.info/"><span style="color:#ff0000;">cancer</span></a> and asbestosis are the diseases acquired because of asbestos exposure. Asbestos constitutes altered artlessly occurring coarse minerals in some rocks and soil. It has begin boundless use in industries and architecture abstracts such as fireproofing, beam shingles, electric insulation, furnace, hot aqueduct covering, and abrasion products.and it is very harmful to <a href="http://www.healthy-zone.info/"><span style="color:#ff0000;">health</span></a> body<br /></p><div align="justify"><br />Recent studies have, however, appear that acknowledgment to asbestos can accept damaging bloom association consistent in asbestos ache and mesothelioma for both workers in industries authoritative use of asbestos as able-bodied as those who alive in the ambiance surrounding such places. Workers may drag accomplished asbestos particles in the air; they additionally become apparent through bark acquaintance with asbestos or by burning asbestos fibers while at work. These workers are accessible to asbestos diseases as mesothelioma and asbestosis.<br /></div><p> <span style="color:#000000;">Serious impact To Victims Of Asbestos</span><span style="color:#ff0000;"> </span><a href="http://www.healthy-zone.info/2009/06/death-because-heart-disease.html"><span style="color:#ff0000;">Disease</span></a>- Mesothelioma<br /></p><div align="justify">Mesothelioma is the best austere of several asbestos-related <span style="color:#000000;">diseases</span> detected so far. This is because of the baleful aftereffect of asbestos particles. Asbestos can account blight of the lungs, esophagus, colon, rectum, stomach, articulate chords, and kidneys. About 70 percent to 80 percent of all cases of asbestos ache mesothelioma - a attenuate blazon of blight of the mesothelium, the film that covers and protects best of the anatomy centralized organs – are the aftereffect of asbestos acknowledgment at work.<br /></div><p align="justify">Asbestos ache mesothelioma may not anon manifest. The asbestos particles can lie abeyant in the anatomy for several years and apparent later, back the cast is actual grim. It is accessible that by the time the ache is diagnosed, the blight may accept already advance significantly. In appearance of bloom apropos all new uses of asbestos in the accomplishment industries accept been banned in the United States from July 1989 onward. In particular, the use of asbestos in hand-held beard dryers was voluntarily chock-full in 1979. Schools are appropriate to analysis for use of asbestos beam and it is removed or covered up.<br /></p><div align="justify">Aftereffect To Victims Of Asbestos Ache Mesothelioma<br />The aboriginal case of asbestos ache mesothelioma was filed about 70 years ago. Advisers in industries with ample accident of asbestos contagion are, in principle, acceptable for mesothelioma compensation. The advantage is accessible alone for those advisers who run the accident of asbestos acknowledgment back the 1940s. Recently, abounding mesothelioma patients accept filed lawsuits for compensation. They accept been awarded advantage on the arena that the owners of industries connected to use asbestos admitting the advice of the bloom hazards it entails. Currently, advice is accessible to victims of asbestos ache mesothelioma through abounding specialized acknowledged firms in the United States.<br /></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-9349669043427866222009-10-23T23:59:00.000-07:002009-10-24T00:12:17.957-07:00MAKALAH PERENCANAAN STRATEGIS<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas tentang Perencanaan Strategis.Strategi terdiri dari strategi perusahaan dan strategi unit bisnis.<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Strategi ditetapkan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen tingkat atas (profitabilitas, memaksimalkan shareholder value, mengantisipasi risiko dan pendekatan banyak stakeholder).</li><li>Perusahaan mengembangkan strategi dengan mencocokkan kompetensi intinya dengan peluang industri.</li><li>Kenneth R. Andrews mengajukan konsep dasar pengembangan strategi dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity & Threat). Keunggulan dan Kelemahan dievaluasi berdasarkan kondisi internal, guna mengantisipasi Peluang dan Ancaman yang ada dalam lingkungan.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">STRATEGI PERUSAHAAN (KORPORAT)</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Strategi korporat merupakan strategi yang berkaitan dengan tempat yang tepat (sebaiknya) untuk bersaing dan cara bersaing dalam industri tertentu.</li><li>Strategi korporat menghasilkan keputusan tentang bisnis yang akan ditambah atau dipertahankan atau ditekankan atau dikurangi perhatiannya atau didivestasi.</li><li>Dalam strategi korporat, perusahaan diklasifikasikan dalam tiga kategori (berdasarkan tingkat keterkaitan dan tingkat diversifikasi-nya), yaitu perusahaan dengan industri tunggal, perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan dan perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan.</li><li>Perusahaan dengan industri tunggal menggunakan kompetensi intinya dan bersaing hanya dalam satu industri. Oleh karena itu perusahaan jenis ini memiliki tingkat keterkaitan yang tinggi.</li><li>Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan memerlukan sinergi antar unit bisnis dalam hal kemampuan untuk membagi sumber daya umum dan kompetensi umumnya.</li><li>Perusahaan dengan diversifikasi yang tidak berhubungan berkaitan dengan sinergi operasi masing-masing unit bisnis. Sering disebut dengan konglomerasi dan memiliki tingkat diversifikasi yang tinggi.</li><li>Kompetensi inti adalah kemampuan yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dan menambah nilai perusahaan secara signifikan.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">STRATEGI UNIT BISNIS</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Unit bisnis memerlukan strategi yang tepat, terutama apabila tingkat diversifikasi semakin tinggi.</li><li>Strategi unit bisnis dapat dikembangkan dengan beberapa model (BCG, analisis industri dan keunggulan bersaing generik).</li><li>Model Boston Consulting Group (BCG) menawarkan 4 perangkat misi yaitu build, hold, harvest dan divest. BCG akan semakin terpantau dengan adanya kurva belajar.</li><li>Analisis industri dilakukan dengan memperhatikan pesaing dalam industri, pelanggan, pemasok, barang substitusi dan pendatang baru. Semakin kuat kelima elemen tersebut, maka profitabilitas kemungkinan akan semakin rendah dan sebaliknya.</li><li>Keunggulan bersaing generik menawarkan strategi biaya rendah (low cost) atau diferensiasi (differentiation) atau cost-cum differentation. Model ini dikembangkan oleh Porter dengan didukung value chain analysis. </li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">PERENCANAAN STRATEGIS</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Rencana Strategis adalah rencana formal yang berisi cara-cara spesifik untuk mengimplementasikan strategi guna mencapai tujuan perusahaan.</li><li>Perencanaan Strategis adalah proses memutuskan program-program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun kedepan. Atau perencanaan strategis secara singkat adalah proses memutuskan rencana strategis.</li><li>Perencanaan strategis terdiri dari pemrogaman (proses menetapkan program) dan penganggaran (proses mempersiapkan anggaran untuk mendukung program). </li><li>Perencanaan strategis adalah tanggung jawab manajemen tingkat atas dan menengah suatu korporasi dan manajer unit bisnis. </li><li> Para manajer akan dibantu oleh beberapa staf yg berfungsi untuk memastikan bahwa rencana yang telah ditetapkan dilaksanakan dengan seharusnya. </li><li> Oleh karena itu gaya manajemen puncak juga akan mempengaruhi bentuk dan pelaksanaan perencanaan strategis tersebut.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Perencanaan strategis bermanfaat untuk:</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Kerangka kerja dalam pengembangan anggaran.</li><li>Alat pengembangan manajemen dalam hal implementasi strategi dengan proses yang tepat.</li><li>Mekanisme yang memaksa manajemen memikirkan masalah-masalah jangka panjang.</li><li>Alat untuk menyejajarkan manajer dengan strategi korporat karena harus mengungkapkannya kepada manajer secara individual.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Keterbatasan perencanaan strategis:</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Perencanaan strategis hanya menjadi kegiatan pengisian formulir.</li><li>Perencanaan strategis merupakan latihan birokrasi.</li><li>Perencanaan strategis justru dilakukan tanpa pemikiran yang strategis.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Proses perencanaan strategis yang formal tidak diperlukan dalam organisasi yang kecil dan relatif stabil atau organisasi yang tidak dapat membuat estimasi yang andal tentang masa depan atau organisasi yang dikelola dengan pendekatan yang berbeda.<br /></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-23969443610341770822009-10-09T09:14:00.000-07:002009-10-09T09:38:38.504-07:00MAKALAH FOREX (VALAS)<div style="text-align: justify;"><span>Makalah ini membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan <span style="font-weight: bold;">FOREX</span>.</span><span style="font-weight: bold;"><br />Definisi Forex dan yang diperdagangkan di forex</span><br /><br />FOREX (Foreign Exchange) atau yang lebih dikenal dengan Valas (Valuta Asing) merupakan suatu jenis transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya. Dengan rata-rata volume harian sebesar US$2 triliun, Forex 46 kali lebih besar daripada semua gabungan pasar saham dan karena itu disebut pasar paling likuid di dunia. Pasar forex adalah pasar yang buka selama 24 jam secara berkesinambungan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kelebihan Forex (Valas) daripada Investasi lain :</span><br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Forex memiliki 2 way opportunities, artinya anda dapat menghasilkan keuntungan 2 arah, ketika market naik atau pun ketika market turun. Hal ini tidak berlaku bagi investasi jenis lain (1 way opportunity), sebagai contoh saham.</li><li>Kesempatan Trading Forex selama 24 jam sehari 5 hari seminggu</li><li>Likuiditas yang sangat tinggi, artinya anda dapat melakukan transaksi jual beli forex secara instan setiap saat tanpa harus menunggu apakah ada pembeli atau penjual.</li><li>Adanya fungsi Leverage (daya ungkit/faktor pengali), artinya dengan modal relatif kecil anda dapat menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar. Contoh : tanpa leverage anda hanya akan mendapatkan $0.01/point dengan modal $100. Tapi dengan leverage 1:100 maka anda dapat menghasilkan $1/point dengan modal yang sama ($100).</li><li>Tersedia banyak broker forex (valas) online yang memberikan fasilitas bebas komisi, modal minimal yang relatif kecil, biaya transaksi (spread) kecil, bebas bunga (tanpa riba, halal bagi muslim), fasilitas trading otomatis </li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">kelebihan Trading Forex Online (Valas Online) dibandingkan dengan trading secara tradisional (offline)</span><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Banyak broker online yang memberikan fasilitas bebas komisi, sedangkan broker offline biasanya mengenakan charge $50 setiap settlement/open hingga close posisi-Anda bisa memantau secara langsung posisi yang anda buka dan keputusan beli atau jual 100% di tangan anda. Baik kapan anda ingin menutup posisi, berapa besar yang mau anda mainkan, pasang di posisi berapa, dll.</li><li>Anda dapat belajar forex secara langsung praktik tanpa menggunakan jasa broker yang seringkali kurang bertanggung jawab terhadap untung/rugi dari kliennya (karena meskipun menang atau kalah, pada akhirnya broker anda akan tetap mendapat komisi)-Anda bisa menggunakan jumlah lot flexible (sangat membantu anda yang mempunyai modal terbatas)</li><li>Spread (selisih harga jual dan beli) yang kecil (semakin kecil semakin baik) sehingga kemungkinan profit anda lebih tinggi</li><li>Jarak pesan posisi (pending order) yang relatif kecil (10 poin) dan tutup posisi yang biasanya hanya 1-5 poin saja. Bandingkan dengan broker offline yang minimal pending order harus 30 poin dari running dan minimal tutup posisi 10 poin agar bisa impas.</li><li>Anda bisa trading langsung dengan penyedia layanan (broker) tanpa perantara (middleman, seringkali di Indonesia disalahartikan sebagai broker)</li><li>Anda akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dengan cara berlatih trading dan praktik langsung dengan cara membuka account demo secara gratis dan menggunakan sofware trading yang banyak tersedia di internet.</li><li>Tersedia banyak sekali indikator, analisa, dan software trading yang sangat lengkap di internet. </li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Forex Online (Valas Online),Resiko Tinggi ?</span><br />Biasanya orang yang mengalami kerugian besar di dunia forex adalah orang yang serakah dan ingin cepat kaya tanpa memperhitungkan resikonya. Karena sebenarnya forex adalah bisnis yang memerlukan kesabaran, latihan menganalisa pasar, dan manajemen resiko. Semakin sering anda berlatih, akan semakin mahir anda menganalisa pasar, dan saya jamin anda tak akan mau bekerja lagi menjadi budak uang, tapi uang akan bekerja untuk anda. Di forex anda dapat menentukan seberapa besar keuntungan yang mau anda dapatkan dan berapa banyak kerugian yang sanggup anda tanggung. Jadi intinya adalah "aktor" di belakangnya. Bukan forex yang beresiko tinggi, tapi bagaimana style dari trader itu sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sekilas Tentang Forex</span><br />Sebelum seseorang memulai suatu bisnis, tentunya orang tersebut harus benar-benar mengerti tentang bisnis yang akan dijalani tersebut, Mungkin anda sudah pernah mendengar mengenai Forex Trading dan mengetahui beberapa orang yang pernah berkecimpung di dunia forex trading ini, tetapi anda tidak mengetahui persis apa itu forex trading.<br />Tanpa mengetahui dengan jelas tentang forex trading, tidak mungkin kita dapat memperoleh kesuksesan dari forex trading ini. Dan bisa di pastikan anda tidak akan berani berbisnis pada instrument bisnis yang belum anda kenal.<br />Jika anda bertanya apa itu Forex Trading, maka jawaban dari beberapa orang bisa beragam-ragam, tapi saya akan mencoba menyederhanakan definisi tersebut. Forex atau Foreign Exchange Trading adalah Perdagangan nilai mata uang asing. Perdagangan tersebut terjadi karena ada perubahan nilai dari mata uang suatu negara terhadap negara lain.<br />Beberapa hal yang bisa menyebabkan perubahan nilai dari mata uang suatu negara antara lain adalah Faktor Fundamental dan Faktor Teknikal tetapi tidak menutup kemungkinan Faktor insider trading juga terkadang menyebabkan perubahan harga dan biasanya harga tersebut bergerak tidak beraturan.<br />Jadi, dari Forex Trading kita dapat memperoleh keuntungan dari perubahan nilai mata uang suatu Negara, baik posisi kita jual ataupun beli.</div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-17424635740882097442009-09-16T19:50:00.000-07:002009-09-16T20:01:44.576-07:00MAKALAH PENETAPAN HARGA TRANSFER<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas tentang Penetapan Harga Transfer.<span style="font-weight: bold;"><br />METODOLOGI PENENTUAN HARGA TRANSFER</span><br />Harga transfer dapat didasarkan pada biaya selisih kenaikan atau harga pasar. Pengaruh lingkungan atas harga transfer juga menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai metodologi penentuan harga. Prinsip wajar atau harga transfer antarperusahaan dengan mengandaikan transaksi itu terjadi antarpihak yang tidak berhubungan instimewa di pasar yang kompetitif. Menurut undang-undang Pajak Penghasilan di AS terdapat metode-metode:<br /><span style="font-weight: bold;">1. Metode Harga yang Tidak Terkontrol Setara</span><br />Berdasarkan metode ini harga transfer ditentukan dengan mengacu pada harga yang digunakan dalam transaksi setara antara perusahaan yang independent atau setara perusahaan dengan pihak ketiga yang tidak berkaitan.<br /><span style="font-weight: bold;">2. Metode Transaksi Tidak Terkontrol yang Setara</span><br />Metode ini diterapkan untuk pengalihan aktiva tidak berwujud. Metode ini mengidentifikasikan tingkat royalty acuan dengan mengacu pada transaksi yang tidak terkontrol di mana aktiva tidak berwujud yang sama atau serupa dialihkan. Sebagaimana metode harga tidak terkontrol yang setara, metode ini bergantung pada perbandingan pasar.<br /><span style="font-weight: bold;">3. Metode Harga Jual Kembali</span><br />Metode ini menghitung harga transaksi yang wajar yang diawali dengan harga yang dikenakan atas penjualan barang yang dimaksud kepada pembeli yang independent. Margin yang memadai untuk menutup beban dan laba nomal kemudian dikurangkan dari harga ini untuk memperoleh harga transfer antarperusahaan.<br /><span style="font-weight: bold;">4. Metode Penentuan Biaya Plus</span><br />Metode ini berguna apabila barang semi jadi dialihkan antarperusahaan afiliasi luar negeri atau jika suatu entitas merupakan sub kontraktor bagi perusahaan lain.<br /><span style="font-weight: bold;">5. Metode Laba Sebanding</span><br />Metode ini mendukung pandangan umum yang menyatakan bahwa pembayar pajak yang menghadapi situasi yang mirip harusnya memperoleh imbalan yang mirip pula selama beberapa periode waktu tertentu.<br /><span style="font-weight: bold;">6. Metode Pemisahan Laba</span><br />Metode ini digunakan jika acuan produk atau pasar tidak tersedia. Metode ini mencakup pembagian laba yang dihasilkan melalui transaksi dengan pihak berhubungan istimewa yaitu antara perusahaan afiliasi berdasarkan cara yang wajar.<br /><span style="font-weight: bold;">7. Metode Penentuan Harga Lainnya</span><br />Metode ini dapat digunakan jika menghasilkan ukuran harga wajar yang lebih akurat.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PRAKTIK HARGA TRANSFER</span><br />Dalam praktiknya, beberapa metode penentuan harga transfer digunakan bersamaan. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode harga transfer antara lain tujuan perusahaan: apakah tujuannya adalah mengelola beban pajak, atau mempertahankan posisi daya saing perusahaan, atau memprromosikan evaluasi kerja yang setara.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">MASA DEPAN</span><br />Teknologi dan perekonomian global menimbulkan tantangan sendiri bagi banyak prinsip-prinsip yang mendasari perpajakan internasional, bahwa setiap setiap bangsa memiliki hak menentukan untuk dirinya sendiri seberapa banyak pajak yang dapat dikumpulkan dari rakyatnya dan kalangan usaha yang ada di dalam wilayahnya. Namun, pemerintah di seluruh dunia mengharuskan metode penentuan harga transfer pada prinsip harga wajar. Yaitu, perusahan multinasional di Negara berbeda dikenakan pajak seakan-akan mereka adalah perusahaan independent yang beroperasi secara wajar dari satu sama lain. Perhitungan harga wajar tidak relevan karena semakin sedikit perusahaan yang beropreasi dengan cara ini. Efeknya bagi perpajakan nasional, kerjasama dan pembagian informasi yang makin erat antara otoritas pajak di seluruh dunia. Kompetisi pajak juga semakin besar. Internet membuat upaya mengambil keuntungan dari Negara surga pajak semakin mudah. Pajak tunggal juga digunakan sebagai alternative untuk menggunakan harga transfer dalam menentukan penghasilan kena pajak.<br /><br />Hal yang diperhatikan dalam pembentukan organisasi yang di dalamnya akan timbul harga transfer dan hubungannya dengan proses sistem pengendalian manajemen adalah:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Menetapkan tujuan yang selaras antara divisi dan perusahaan. Dalam arti bahwa manajer divisi mengambil keputusan yang akan memaksimumkan laba perusahaan dengan memaksimumkan laba divisinya.</li><li>Menetapkan otonomi tiap divisi. Agar nantinya terjaga otonomi divisi, dalam arti tidak ada campur tangan manajemen puncak terhadap kebebasan manajer divisi dalam pengambilan keputusan</li><li>Penyerahan kekuasaaan berdasarkan pada kemampuan untuk menyerahkan tanggungjawab dari keuntungan. Tanggungjawab keuntungan tidak dapat diserahkan dengan aman kecuali dua kondisi ada yaitu orang yang menyerahkan memiliki seluruh informasi relevan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan keuntungan yang optimum dan performa orang yang menyerahkan diukur melalui bagaimana ia dengan baik membuat trade-off biaya atau pendapatan. Oleh karena itu, idealnya organisasi harus mencari orang-orang yang berkompeten dalam negoisasi dan arbitrasi dari harga transfer.</li><li>Dua keputusan yang meliputi perancangan sistem harga transfer. Pertama adalah keputusan sourcing: haruskah perusahaan memproduksi sendiri atau harus membelinya dari luar atau pemasok? Yang kedua adalah keputusan harga transfer: pada harga berapa produk harus ditransfer antar pusat laba? Idealnya, harga transfer kurang lebih seperti harga pasar, dengan penyesuaian agar tidak ada biaya yang muncul selama transfer dalam perusahaan.</li><li>Jika kompetisi harga tidak terjadi, harga transfer mungkin akan ditetapkan dengan dasar biaya ditambah laba, meskipun beberapa harga transfer mungkin akan lebih rumit untuk dihitung dan hasilnya kurang memuaskan bila berdasar pada harga pasar. Biaya transfer dapat dibuat pada standar biaya ditambah profit margin, atau dengan menggunakan sistem dari dua langkah penetapan harga.</li><li>Metode negoisasi harga transfer harus berada ditempatnya dan di sana harus ada mekanisme arbitrasi untuk penyelesaian perdebatan, tetapi susunannya jangan terlalu susah supaya manajemen tidak terlalu mencurahkan perhatian berlebih yang bisa mengakibatkan jumlah waktu harga transfer jadi tidak semestinya.</li><li>Terdapat beberapa contoh yang mungkin terjadi pada organisasi kompleks secara lengkap memuaskan sistem harga transfer. Sama dengan banyak pilihan desain pengendalian manajemen, perlu untuk memilih yang paling baik dari beberapa aksi bagian yang hampir sempurna. Sesuatu yang penting adalah menyadari area yang tidak sempurna dan memastikan prosedur administrasi dipekerjakan untuk menghindari keputusan suboptimum.</li></ul>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-42655900080207374992009-09-14T02:38:00.000-07:002009-09-14T02:50:45.131-07:00MAKALAH TENTANG EKUITAS<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas tentang Ekuitas dalam hubungannya dengan Perekonomian Indonesia<span style="font-weight: bold;">.</span><br /><span style="font-weight: bold;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Pengertian|Definisi Ekuitas</span><br />Ekuitas adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam akuntansi merupakan penambahan dari profit selama tahun2 berjalan dengan modal mula-mula) dan<br />Rumus akuntansi <span style="font-weight: bold;">: </span><span style="font-weight: bold;">Asset=Kewajiban+Ekuitas</span><br /><br />Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru ( suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya dimengerti mempunyai risiko lebih besar dari pada investasi situasi-situasi dimana saham tercatat di bursa dilakukan.(Wikipedia)<br /><br />Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak didefinisi secara semantik tetapi secara sintaktik. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar tiga kriteria, yaitu hak-hak masing-masing pihak atas penyelesain klaim, hak penggunaan aset dalam operasi, serta substansi ekonomik perjanjian.<br />Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama mempunyai klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan di perusahaan. Tetapi terdapat dua kharakteristik yang melekat pada hak kreditor, yaitu (a) penyelesaian klaim mereka pada tanggal tertentu melalui transfer aset, dan (b) prioritas diatas pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam hal likuidasi. Hak kreditor dan pemegang saham juga berbeda dalam hal penggunaan aset.<br />Ekuitas pemegang saham diklasifikasikan menjadi dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuridis dan modal setoran tambahan, dan komponen lain yang merefleksi transasksi pemilik. komponen lain-lain terdiri atas pos-pos yang tidak tepat dimasukkan dalam komponen modal setoran lainnya atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan sebagai pos ekuitas pemegang saham.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">TUJUAN</span><br />Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PEMBEDAAN MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN</span><br />Pembedaan antara dua komponen ekuitas pemegang saham merupakan hal yang sangat penting. Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan harus dipisahkan dengan modal setoran meskipin jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan juga penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan pada pihak lain, sedangkan laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian deviden.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">MODAL YURIDIS</span><br />Sebagai pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain. Modal yuridis timbul karena adanya ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan kepada pihak lain. Bentuk dari peraturan ini adalah adanya nilai nominal atau nilai minimum. Besarnya modal yuridis bergantung pada karakteristik saham (bernominal, takbernominal/bernilai nyataan, takbernominal/takbernilai nyataan).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PERUBAHAN MODAL SETORAN</span><br />Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal storan dengan berbagai masalah teoritisnya adalah:<br />Pemesanan saham<br />Pada saat perusahaan didirikan atau melakukan penawaran publik perdana, perusahaan telah menetapkan apa yang disebut modal dasar. Dengan autorisasi tersebut perusahaan akan mencetak sertifikat saham. Bila saham telah terjual dan pembeli telah membayar penuh kesepakatannya, sertifikat saham akan diserahkan kepada pembeli. Berdasar konsep kesatuan usaha, jumlah rupiah yang diterima perusahaan akan menimbulkan atau diimbangi dengan modal setoran.<br />Pada umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan terlebih dahulu saham yang dibeli dengan harga yang sesuai. Yang menjadi masalah adalah apakah jumlah rupiah saham pesanan tersebut telah dapat diakui sebagai modal setoran?<br />Jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila memenuhi dua syarat, yaitu tidak dapat dibatalkan, dan pelunasan tidak terlalu lama.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Obligasi terkonversi</span><br />Dalam hal tertentu perusahaan menerbitkan obligasi dengan kharakteristik dapat ditukarkan dengan saham biasa. Kalau hak tukar dari obligasi tersebut digunakan oleh pemegang obligasi akan timbul perubahan status kewajiban menjadi modal storan. Masalah teoritisnya adalah pada saat hak diambil, berapakah jumlah rupiah yang diakui sebagai modal setoran?<br />Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai basis kapitalisasi, yaitu nilai bawaan obligasi, harga pasar obligasi, dan harga pasar saham.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Saham prioritas terkonversi</span><br />Saham prioritas atau saham istimewa menjadi saham biasa atas kehendak pemegang saham. Masalah yang ada sama dengan masalah yang muncul pada obligasi terkonversi, yaitu Pada saat hak diambil, berapakah jumlah rupiah yang diakui sebagai modal setoran? Dalam mengatasi permasalahan tersebut terdapat dua alternatif yang dapat digunakan, yaitu Pendekatan satu-transaksi, dan pendekatan dua-transaksi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Deviden saham</span><br />Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Permasalahan yang muncul akibat pembagian deviden saham adalah bila dikapitalisasi, berapakah jumlah rupiah yang dikapitalisasi menjadi modal setoran? Untuk mengatasinya, alternatif penyelesaian yang digunakan terdiri atas dasar nilai nominal, dan atas dasar nilai pasar saham.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Hak beli saham</span><br />Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli sejumlah saham. Harga pasarhak beli ini adalah sebesar selisih harga pasar saham dengan harga yang harus dibayar pemegang saham yang mempunyai hak beli saham. Hal yang menjadi permasahan adalah perlukah jumlah rupiah ini dikapitalisasi.<br />Bila dividen saham dapat dikapitalisasi maka hak beli saham juga dapat dikapitalisasi, karena hak beli saham dapat dianggap sebagai dividen saham dengan nilai sebesar harga pasar hak beli saham. Jumlah ini dikapitalisasi ke modal setoran lain. Namun argument ini dibantah dengan alasan bahwa kapitalisasi hak beli saham menjadi modal setoran adalah tidak logis karena tidak ada sumber ekonomik yang disetorkan oleh pemegang saham dan tidak ada saham baru yang diterbitkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Opsi saham</span><br />Opsi merupakan instrumen yang dapat digolongkan sebagai sekuritas turunan-saham berupa hak untuk membeli atau menjual sejumlah saham. Opsi diterbitkan atau ditulis oleh investor dan dijual kepada investor lain. Terdapat dua macam opsi yaitu call dan put. Opsi call adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk membeli saham dengan harga tertentu selama perioda tertentu. Orang membeli bila mengharapkan harga saham menaik. Sedangkan opsi put adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk menjual saham dengan harga tertentu selama perioda tertentu. Orang membeli opsi bila mengharapkan harga saham menurun<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Warran</span><br />Dalam PSAK No. 41, IAI mendefinisi warran sebagai efek yang diterbitkan oleh suatu perushaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu. Pemegang warran dapat membeli sejumlah saham dengan mengambalikan warran tersebut dan membayar sejumah kas tertentu. Terdapat beberapa kharakteritik dari warran, yaitu (1) berbeda dengan hak beli saham atau opsi, (2) terdapat beberapa jenis: lepas, lekat, dan bebas, (3) perlakuan akuntansi berbeda untuk tiap jenis, dan (4) isu akuntansi: Bila opsi diambil, apakah harga opsi dipisahkan dengan harga sekuritas terkait.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Saham treasuri</span><br />Saham treasuri adalah penarikan kembali saham yang beredar untuk sementara dan kemudian diterbitkan kembali. Beberapa alasan perusahaan melakukan penarikan kembali antara lain saham tersebut akan diterbitkan kembai kepada karyawan dalam program opsi saham, serta saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam transaski penggabungan usaha.<br />Masalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah (1) penentuan jumlah rupiah yang harus dianggap sebagai pengurangan modal setoran dan laba ditahan, (2) pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham treasuri dijual kembali. Mengenai hal tersebut, terdapat dua pendekatan atau konsep yang dapat diterapkan yaitu konsep satu-transaksi dan konsep dua-transaksi<br /><span style="font-weight: bold;"></span><br /><span style="font-weight: bold;">PERUBAHAN LABA DITAHAN</span><br />Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaski operasi harus tetap dipertahankan, hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi priodik. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal. Pengaruh beberapa transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak melalui statemen laba-rugi perioda terjadinya transaksi tersebut karena transaksi tersebut merupakan transaksi modal.<br />Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu perioda berubah selain karena transaksi modal, tetapi karena transaksi khusus, yaitu penyesuaian perioda-lalu, koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya, pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi-reorganisasi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PENYAJIAN MODAL PEMEGANG SAHAM</span><br />Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan perlindunga dalam kondisi perusahaan mengalami defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan urutan penyerapan rugi, sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan penyajian menggambarkan urutan perlindungan yuridis.<br />Secara umum kos yang telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran pendapatan kotor. Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi tersebut akan diserap terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan oleh kelompok modal pemegang saham. Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa adalah: (1) pendapatan kotor, (2) laba bersih, (3) laba ditahan, (4) premium modal saham, dan (5) modal saham. Urutan penyrapan rugi tersebut sebenarnya merupakan asumsi atau tradisi semata-mata walaupun hal tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk standar akuntansi.<br />Urutan perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam menerima distribusi asset atau siapa yang menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan dilikuidasi. Urutan perlindungan tersebut adalah (1) karyawan dan pemerintah, (2) kreditor berjaminan, (3) kreditor takberjaminan, (4) pemegang saham prioritas, dan (5) pemegang saham biasa.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PERINCIAN LABA DITAHAN</span><br />Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber (by resources), dan ada pula kebiasaan bahwa laba ditahan disajikan dengan merincinya atas dasar tujuan (by purposes) dengan cara yang disebut apropriasi dan pembatasan. Masalah teoritisnya adalah, adakah manfaat merinci laba ditahan atas dasar tujuan, misalnya dengan memecahnya menjadi cadangan, peruntukan (appropriated), dan bebas (unappropriated)?<br /><br /><span style="font-weight: bold;">LABA KOMPREHENSIF</span><br />Perubahan akibat transaksi operasi atau transaksi nonpemilik harus dibedakan dan dipisahkan secara tegas dengan perubahan akibat transaski pemilik,semua perubahan akibat transaski operasi harus dilaporkan melalui statemen laba-rugi. Ps-pos operasi dalam ari luas sebagai lawan pos-pos transaski nonpemilik meliputipos-pos operasi utama, pos-pos tambahan, dan pos-pos yang sifatnya khusus atau luar biasa tetapi berasal dari transasksi nonpemilik.<br />Masalah teoritis yang ada adalah pos-pos mana saja yang dapat dilaporkan melalui statemen laba ditahan. Terdapat dua pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu pendekatan kinerja sekarang atau normal, dan pendekatan semua-termasuk atau surplus bersih.<br />FASB menganut pendekatan semua-termasuk secara penuh dengan mengenalkan apa yang disebut laba komprehensif. Dalam pendekatan semua-termasuk pospos penerobos masih dilaporkan dalam statemen perubahan laba ditahan, pos-pos penerobos itu sendiri adalah pos-pos yang dilaporkan langsung dalam statemen laba ditahan tanpa melalui statemen laba rugi. Penyajian laba komprehensif dapat dilakukan dengan pendekatan satu-statemen atau dua-statemen. </div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-13657413212848366412009-09-11T09:30:00.000-07:002009-09-11T09:51:57.163-07:00ARTIKEL PROSES AKUNTANSIArtikel ini membahas tentang urutan proses akuntansi<span style="font-weight: bold;">.<br />PROSES AKUNTANSI :</span><br /><ul style="text-align: justify;"><li>BUKTI-BUKTI PEMBUKUAN.</li><li>BUKU JURNAL</li><li>BUKU BESAR</li><li>BUKU PEMBANTU</li><li>LAPORAN KEUANGAN</li></ul><br /><span style="font-weight: bold;">BUKTI-BUKTI PEMBUKUAN :</span><br /><ul style="text-align: justify;"><li>Bukti kas masuk</li><li>Bukti kas keluar</li><li>Faktur pembelian</li><li>Faktur penjualan</li><li>Bukti memorial</li></ul><br /><span style="font-weight: bold;">BUKU JURNAL</span><br /><div style="text-align: justify;">Buku jurnal sering disebut buku catatan pertama merupakan buku yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi urut tanggal terjadinya (kronologis), sumber pencatatannya bukti-bukti pembukuan. Bentuk jurnal :<br />|Tgl| Keterangan| Tanda posting| Debit| Kredit|<br /></div><br /><br /><span style="font-weight: bold;">JURNAL KHUSUS :</span><br /><ul style="text-align: justify;"><li>Jurnal penjualan</li><li>Jurnal pembelian</li><li>Jurnal penerimaan kas </li><li>Jurnal pengeluaran kas</li><li>Jurnal memorial</li></ul><br /><span style="font-weight: bold;">Rekening</span><br />Rekening riel : Aset, utang, equitas<br />Rekening nominal : Pendapatan &laba, Biaya & rugi<br />Rekening campuran : Campuran harta & biaya, campuran utang & penghasilan<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Aset</span><br /><ul style="text-align: justify;"><li>Aset lancar</li><li>Investasi jangka panjang</li><li>Aset tetap berwujud</li><li>Aset tidak berwujud</li><li>Aset lain-lain</li></ul><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Utang</span><br /><ul style="text-align: justify;"><li>Utang lancar</li><li>Pendapatan diterima di muka </li><li>Utang jangka panjang</li><li>Utang lain-lain</li></ul><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ekuitas</span><br />Perusahaan Perseorangan<br /><ul style="text-align: justify;"><li>Modal Ali</li><li>Modal Ayu</li></ul><br />Perseron Terbatas<br /><ul style="text-align: justify;"><li>Modal saham prioritas</li><li>Agio saham prioritas</li><li>Modal saham biasa</li><li>Agio saham biasa</li><li>Modal sumbangan</li><li>Laba tidak dibagi</li><li>Dll</li></ul><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pendapatan dan Laba</span><br /><ul style="text-align: justify;"><li>Hasil penjualan</li><li>Pendapatan bukan usaha</li><li>Laba luar biasa</li><li>Laba lain-lain</li></ul><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Biaya dan Rugi</span><br /><ul style="text-align: justify;"><li>Harga pokok penjualan</li><li>Biaya penjualan</li><li>Biaya administrasi & umum</li><li>Biaya bukan usaha</li><li>Kerugian luar biasa</li></ul><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Laporan Keuangan</span><br /><ul style="text-align: justify;"><li>Neraca</li><li>Laporan laba-rugi</li><li>Laporan perubahan modal</li><li>Laporan arus kas</li></ul>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-86278470272289411272009-09-07T01:38:00.001-07:002009-09-07T01:43:45.453-07:00ARTIKEL TENTANG LABA<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Artikel ini membahas tentang berbagai definisi dari laba.<br /></div>Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya. (Wikipedia)<br /><br />Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya, pembahasan laba meliputi tiga tataran, yaitu : semantik, sintaktik, dan pragmatik.<br /><br />Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Sementara itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan : satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama.<br />Konsep dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang gilirannya untuk menentukan nilai ekonomik perusahaan.<br /><br />Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuaran dalam suatu periode yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara laba dan kapital. Kapital bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan kapital dapat dibedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, laba dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga berbagai dasar penilaian kapital dapat diterapkan.<br /><br />Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55).<br />Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).<br /><br />Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).<br /><br />Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.<br /><br />Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001: 259). Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.<br /></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-41895636889785418882009-09-04T05:48:00.000-07:002009-09-04T06:24:26.375-07:00ARTIKEL:6 STRATEGI KORPORAT<div style="text-align: justify;">Artikel ini membahas tentang <span style="font-weight: bold;">Strategi Korporat</span> yang meliputi 6 aspek.<br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">STRATEGI KORPORAT :</span><br /></div><ol style="text-align: justify;"><li>EMERGENCY</li><li>OLYMPIAN</li><li>ACQUISITION-DRIVEN</li><li>MARKET EXPANSION</li><li>COMPETENCY-AND-CULTURE- BUILDING BASED</li><li>PERFORMANCE CONTROL</li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">1.EMERGENCY</span><br /><br />Kondisi Bisnis :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Perusahaan dalam keadaan kacau</li><li>Krisis keuangan / ada celah ekspektasi</li><li>Ancaman pengambil alihan/kehilangan posisi</li></ul><div style="text-align: justify;">Ketrampilan dalam Perusahaan :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Pusat bermaksud menghentikan hubungan normal dengan bisnis dan intervensi</li><li>Pusat mampu menciptakan “fakta”</li><li>Pusat bisa sangat berkuasa dan “kasar”/main kuasa</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Karakter Strategi:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Perusahaan kacau</li><li>Intervensi oleh pusat</li><li>Sentralisasi sementara</li><li>Tindakan tegas secepatnya</li><li>Perubahan ke “style” yang lain, ditunda</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">2.OLYMPIAN</span><br /><br />Kondisi Bisnis :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Lingkungan Pasar dan persaingan yang stabil</li><li>Pasar yang atraktif</li><li>Faktor sukses kunci mirip pada semua bisnis</li><li>Internasionalisasi bukan isu faktor utama</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Ketrampilan Perusahaan :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Pusat tidak dihargai oleh Unit Bisnisnya</li><li>Biaya untuk Pusat melampaui manfaatnya</li><li>Manajemen Operasional baik</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Karakter Strategi:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Hands off, minimalist</li><li>Bisnis mandiri dalam kondisi baik</li><li>Pusat diam, sangat membatasi diri</li><li>Fungsi utamanya mencari CEO</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">3.ACQUISITION-DRIVEN</span><br /><br />Kondisi Bisnis :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Industri dalam kondisi sangat menguntungkan</li><li>Sasaran tercapai melalui kinerja yang bagus</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Ketrampilan dalam perusahaan :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Rekor EPS, bagus</li><li>Price Earning Ratio rendah</li><li>CEO dan Financial Depart berpengalaman dalam pengambil-alihan</li><li>Sistem dan pengendalian keuangan sempurna</li><li>In-house corporat finance team</li><li>Manajemen operasional bagus, mampu mengelola perusahaan yang lebih besar</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Karakter Strategi:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Good Dealers</li><li>Mencari perusahaandgn.PE rasio rendah</li><li>Meningkatkan kinerjanya</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">4.MARKET EXPANSION</span><br /><br />Kondisi Bisnis :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Kondisi baik untuk berbisnis</li><li>Bisnis global dengan 2 atau 3 pesaing</li><li>Ketersediaan uang kas untuk ekspansi cukup banyak</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Ketrampilan dalam perusahaan<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Budaya ekspansi yang kuat</li><li>Tidak didominasi permainan politik</li><li>Manajemen Puncak berobsesi untuk menjadi pemimpin pasar</li><li>Perusahaan lebih peka pada situasi pasar daripada pertimbangan-pertimbangan finansial</li><li>Pertimbangan jangka panjang jadi dasar keputusan</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Karakter Strategi:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Komitmen menjadi pemimpin pasar untuk (hampir) semua bisnisnya</li><li>Me”manage” pesaing</li><li>Menghilangkan bisnis yang tidak menguntungkan</li><li>Ekspansi organik secara luas ke segmen yang berdekatan</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">5.COMPETENCY BASED</span><br /><br />Kondisi Bisnis :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Budaya dan Kompetensi lebih utama daripada Strategi Mikro menjelaskan kinerja pesaing…</li><li>…dan perbaikan jangka pendek, menengah dalam kerangka kinerja keuangan</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Ketrampilan dalam perusahaan :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Board of Directors dan Manajemen puncak yang kompak</li><li>CEO yang memiliki visi yang jelas</li><li>Head Office yang sangat dihormati</li><li>Kesadaran saling ketergantungan dan etika kerjasama</li><li>Perubahan program akan membawa konsekuensi kerja bertahun-tahun.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Karakter Strategi:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Eksekusi lebih penting daripada strategi</li><li>Perubahan budaya dari“fine tuning” hinggaTransformasi</li><li>Fokus pada memperku-at beberapa unsur kompetensi ke seluruh perusahaan</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">6.PERFORMANCE CONTROL</span><br /><br />Kondisi Bisnis :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Pasar dapat diprediksi</li><li>Lingkungan persaingan yang stabil</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Ketrampilan dalam perusahaan :<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>EPS diatas rata-rata</li><li>Budaya perbaikan keuntungan secara kontinyu</li><li>Pusat sangat dihargai dan selalu menambah wawasan</li><li>Pengendalian finansial secara keseluruhan bagus.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Karakter Strategi:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Manajemen berdasarkan angka-angka</li><li>Keuangan disentralisasi,lainnya didesentralisasi</li><li>Kepercayaan pada Profit</li><li> Individual</li><li>Pengawasan keuanganbulanan</li><li>Pusat meningkatkan “value” melalui tantangan dan menambah wawasan </li></ul>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-61725734528044750102009-09-01T10:30:00.000-07:002009-09-01T11:27:28.886-07:00MAKALAH AKUNTANSI BIAYA STANDAR<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas tentang Akuntansi Biaya Standar<br /><span style="font-weight: bold;">Akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua;</span><br /></div><ol style="text-align: justify;"><li>Metode tunggal (single plan)</li><li>Metode ganda (partial plan)</li></ol><div style="text-align: justify;"><br />Perbedaan keduanya terletak pada waktu penyajian informasi mengenai terjadinya penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya kepada manajemen.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">METODE GANDA (PARTIAL PLAN)</span><br />Karakteristiknya;<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Rekening BDP didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar. Persediaan BB dicatat sebesar biaya sesungguhnya, sedangkan persediaan produk jadi dicatat sebesar harga pokok standar.</li><li>Selisih biaya dihitung pada akhir periode akuntansi.</li><li>Selisih biaya merupakan jumlah total perbedaan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br />Aliran Biaya Standar;<br /><span style="font-weight: bold;">1.Pencatatan BBB</span><br /> BDP – BBB xxx<br /> Persediaan BB xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.Pencatatan BTKL</span><br /> BDP – BTKL xxx<br /> Gaji dan Upah xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Pencatatan BOP – Metode 1</span><br />BOP Sesungguhnya xxx<br /> Berbagai rekening dikredit xxx<br />BDP – BOP xxx<br /> BOP Sesungguhnya xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> Pencatatan BOP – Metode 2</span><br />BOP Sesungguhnya xxx<br /> Berbagai rekening dikredit xxx<br />BDP – BOP xxx<br /> BOP yang dibebankan xxx<br />BOP yang dibebankan xxx<br /> BOP Sesungguhnya xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4.Pencatatan HP produk jadi</span><br /> Persediaan produk jadi xxx<br /> BDP – BBB xxx<br /> BDP – BTK xxx<br /> BDP – BOP xxx<br /><span style="font-weight: bold;"></span><br /><span style="font-weight: bold;">5.Pencatatan HP produk dalam proses</span><br /> Persediaan produk dalam proses xxx<br /> BDP – BBB xxx<br /> BDP – BTK xxx<br /> BDP – BOP xxx<br /><span style="font-weight: bold;"></span><br /><span style="font-weight: bold;">6.Pencatatan HP produk yang dijual</span><br /> Harga pokok penjualan xxx<br /> Persediaan produk jadi xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7.Pencatatan selisih biaya</span><br /><span style="font-weight: bold;">Selisih BB</span><br /> Selisih harga BB xxx<br /> selisih kuantitas BB xxx<br /> BDP – BBB xxx<br /><span style="font-weight: bold;">Selisih BTKL</span><br /> Selisih Efisiensi upah xxx<br /> Selisih Tarif upah xxx<br /> BDP – BTK xxx<br /><span style="font-weight: bold;">Selisih BOP</span><br /> Menyesuaikan metode yang dipakai.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">METODE TUNGGAL (SINGLE PLAN)</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">1.Pencatatan Biaya Bahan Baku –Selisih Harga BB dicatat pada saat BB dibeli</span><br />Persediaan BB xxx<br /> Utang dagang xxx<br /> Selisih harga pembelian BB XXX<br />BDP – BBB xxx<br />Selisih pemakaian BB xxx<br /> Persediaan BB xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.Pencatatan Biaya Bahan Baku –Selisih Harga BB dicatat pada saat BB dipakai</span><br />Persediaan BB xxx<br /> Utang dagang xxx<br />BDP – BBB xxx<br />Selisih kuantitas BB xxx<br /> Persediaan BB xxx<br /> Selisih harga BB dipakai xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3.Pencatatan Biaya Bahan Baku –Selisih Harga BB dicatat pada saat BB dibeli dan dipakai</span><br />Persediaan BB xxx<br /> Utang Dagang xxx<br /> Selisih Harga Pembelian BB xxx<br /><br />BDP – BBB xxx<br />Selisih Pemakaian BB xxx<br /> Persediaan BB xxx<br /><br />Selisih Harga Pembelian BB xxx<br /> Selisih Harga BB yang Dibeli xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4.Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung</span><br />Gaji dan Upah xxx<br /> Utang gaji dan upah xxx<br />BDP – BTK xxx<br />Selisih efisiensi upah xxx<br /> Gaji dan upah xxx<br /> Selisih tarif upah xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5.Pencatatan Biaya Overhead Pabrik – Metode 2 Selisih</span><br />BDP – BOP xxx<br /> BOP yang dibebankan xxx<br /><br />BOP Sesungguhnya xxx<br /> Berbagai rekening yang dikredit xxx<br /><br />BOP yang dibebankan xxx<br /> BOP Sesungguhnya xxx<br /><br />Selisih Terkendalikan xxx<br />Selisih Volume xxx<br /> BOP Sesungguhnya xxx<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6.Selisih</span><br />BDP BOP<br />Selisih efisiensi<br /> BOP yang dibebankan<br />BOP sesungguhnya<br /> Berbagai rekening dikredit<br />BOP yang dibebankan<br /> BOP sesungguhnya<br />Selisih pengeluaran<br />Selisih kapasitas<br /> BOP Sesungguhnya<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7.Produk jadi dan BDP Akhir</span><br />Persediaan Produk jadi<br /> BDP BBB<br /> BDP BTK<br /> BDP BOP<br />Persediaan BDP<br /> BDP BBB<br /> BDP BTK<br /> BDP BOP<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8.HPP dan Penjualan</span><br />Harga pokok penjualan<br /> Persediaan produk jadi<br />Kas/Piutang<br /> Penjualan<br /></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-71298097756285982852009-08-28T12:29:00.000-07:002009-08-28T12:51:12.049-07:00MAKALAH AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA<div style="text-align: justify;"><span>Makalah ini membahas tentang Akuntansi di Organisasi Nirlaba.</span><br /></div><span style="font-weight: bold;">DEFINISI ORGANISASI NIRLABA</span><br /><div style="text-align: justify;">Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Perbedaan organisasi nirlaba dengan organisasi laba</span><br /><br />Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">CIRI-CIRI ORGANISASI NIRLABA</span><br /></div><ol style="text-align: justify;"><li>Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.</li><li>Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.</li><li>Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.</li></ol><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;">Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi Organisasi Nirlaba</span><br />Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menyusun tandar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas bersangkutan, namun mempunyai kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun standar akuntansi bagi entitas nirlaba nonpemerintah, sementara US Government Accountingg Standard Board (GASB) menyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat dan federal AS.<br />Di Indonesia, Departemen Keuangan RI membentuk Komite Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah dari FASB di AS atau Komite Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di Indonesia karena karateristik entitasnya berbeda. Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang saham atau semacamnya, memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan mampu memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah tanpa peduli bahwa imbalan bagi pembayar pajak tersebut memadai atau tidak memadai.<br />International Federation og Accountant (IFAC) membentuk IFAC Public Sector Committee (PSC) yang bertugas menyusun International Public Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah Public Sector di sini berarti pemerintah nasional, pemerintah regional (misalnya Negara bagian, daerah otonom, provinsi, daerah istimewa), pemerintah local (misalnya kota mandiri), dan entitas pemerintah terkait (misalnya perusahaan Negara, komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak menyusun standar akuntansi sector public nonpemerintah.<br /></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-63266615109808146152009-08-26T07:55:00.000-07:002009-08-26T08:13:19.426-07:00KONSEP DASAR PENGHASILAN|MAKALAH ARTIKEL<div style="text-align: justify;"><span>Konsep Dasar Penghasilan dapat dilihat dari konsep ekonomik dan konsep akuntansi</span><span style="font-weight: bold;">,</span><span>yaitu sebagai berikut</span><span style="font-weight: bold;"> :<br />Konsep Ekonomik</span><br /><br />Para ekonom mendefinisikan penghasilan sebagai jumlah (barang dan jasa) yang dalam jangka waktu tertentu bisa dikonsumsikan oleh suatu entitas, tanpa mengakibatkan berkurangnya modal. Para ekonom menggunakan menggunakan pendekatan pemeliharaan capital (equity atau capital maintenance approach) didalam menentukan penghasilan suatu entitas dalam suatu periode.<br /><br />Penghasilan = (Modal Akhir) – (Modal Awal), atau<br />Penghasilan = (Nilai Konsumsi Barang/Jasa) +/- (Perubahan Modal)<br /><br />Dengan pendekatan ekuitas, besar kecilnya penghasilan dalam suatu periode ditentukan dengan cara membandingkan total nilai atau harga pasar (fair market value) dari modal atau aktiva bersih pada akhir dan awal periode terkait (selain yang berasal dari setoran dan penarikan kembali modal). Penghasilan diukur berdasar kenaikan (atau penurunan) nilai kekayaan atau modal yang dimiliki oleh suatu entitas ditambah dengan nilai (harga pasar) dari barang atau jasa yang dikonsumsi dalam suatu periode.<br /><br />Dengan demikian, menurut konsep ekonomik penghasilan adalah sama dengan jumlah dari nilai (harga pasar) barang atau jasa yang sesungguhnya dikonsumsikan oleh suatu entitas ditambah kenaikan dan/atau dikurangi penurunan nilai barang atau jasa yang dapat atau bersedia untuk dikonsumsikan di kemudian hari atau dalam periode-periode berikutnya.<br /><br />Konsep ekonomi tentang penghasilan menekankan pada nilai barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsikan atau kemampuan konsumsi dari suatu entitas. Penghasilan diukur berdasar kemampuan dari suatu entitas untuk mengkonsumsikan barang dan jasa, yang seringkali juga disebut sebagai daya beli (purchasing power) atau pendapatan riil (real income). Tiga aspek fundamental di dalam konsep ekonomik tentang penghasilan tersebut :<br /><br />Konsep ekonomik tentang penghasilan merupakan suatu konsep yang sangat luas cakupannya.Konsep ekonomik tentang penghasilan meliputi keuntungan dan kerugian, baik yang sudah maupun yang belum direalisasikan (realized and unrealized gains and losses). Konsep eko<span style="display: block;" id="formatbar_Buttons"><span class="" style="display: block;" id="formatbar_JustifyFull" title="Justify Full" onmouseover="ButtonHoverOn(this);" onmouseout="ButtonHoverOff(this);" onmouseup="" onmousedown="CheckFormatting(event);FormatbarButton('richeditorframe', this, 13);ButtonMouseDown(this);"><img src="http://www.blogger.com/img/blank.gif" alt="Justify Full" class="gl_align_full" border="0" /></span></span>nomik tentang penghasilan mengharuskan untuk dipertimbangkannya efek atau pengaruh perubahan tingkat harga, penurunan daya beli uang atau inflasi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Konsep Akuntansi</span><br /><br />Para akuntan menggunakan pendekatan transaksi (transaction approach) dan konsep harga pertukaran (exchange price) sebagai dasar pengukuran penghasilan. Alasan utama digunakannya pendekatan dan harga demikian adalah karena transaksi yang sesungguhnya terjadi dan harga pertukaran bersifat obyektif dan dapat diverifikasi kebenarannya. Pendekatan transaksi dan harga pertukaran sebagai dasar pengukuran penghasilan bukan tanpa kelemahan atau keterbatasan. Salah satu kelemahan dari penggunaan konsep harga pertukaran adalah karena penghasilan diukur hanya berdasar jumlah rupiah absolut, tanpa mempetimbangkan kemungkinan adanya perubahan tingkat harga atau penurunan daya beli/inflasi.<br /><br />Suatu penghasilan, termasuk keuntungan dianggap belum diperoleh atau belum direalisasikan sampai dengan penghasilan dan/atau keuntungan dapat diasosiasikan dengan transaksi atau peristiwa tertentu yang bisa mengakibatkan timbulnya penghasilan dan/atau keuntungan tersebut. Artinya, jasa sudah harus diberikan atau barang sudah harus dijual, diserahkan, ditukarkan, atau dikonversikan menjadi barang atau jasa yang lain terlebih dahulu; sebelum sejumlah penghasilan dan/atau keuntungan dianggap telah diperoleh (earned), direalisasikan (realized), atau dapat direalisasikan (realizable). Konsep yang berkaitan dengan saat pengakuan penghasilan dan/atau keuntungan semacam itu oleh para akuntan atau didalam akuntansi seringkali disebut sebagai konsep atau prinsip realisasi pendapatan.<br /><br />Pada hakekatnya, penghasilan adalah sama dengan jumlah nilai barang dan jasa yang dikonsumsikan dalam suatu periode ditambah kenaikan nilai kekayaan atau modal dalam periode terkait. Hanya saja, didalam mengukur perubahan nilai kekayaan atau modal; konsep akuntansi menggunakan harga pertukaran (harga historis atau nilai perolehan dan bukan nilai atau harga yang sekarang berlaku atau current value). Oleh karena harga pertukaran (harga historis atau nilai perolehan) tidak berubah sebagai akibat perjalanan waktu; maka tidak ada perubahan nilai yang perlu diakui atau dicatat sampai dengan terjadinya suatu transaksi di kemudian hari. Sebagai akibatnya, menurut konsep akuntansi tidak mengakui keuntungan yang belum direalisasikan sebagai suatu komponen penghasilan. Namun sebaliknya, menurut konsep akuntansi; kerugian yang kemungkinan besar akan terjadi dan sudah dapat ditentukan jumlahnya dalam banyak hal harus diakui.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">FAKTOR PENDUKUNG PENGHASILAN</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pendidikan</span><br /><br />Statistik menunjukkan, orang yang menempuh pendidikan lebih tinggi cenderung menghasilkan lebih banyak uang daripada mereka yang tidak. Ini seringkali ‘membutakan’ mata masyarakat yang akhirnya cenderung menganggap bahwa seseorang tidak akan mendapatkan penghasilan tinggi sebelum mereka menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Ini tentu saja merupakan mitos yang salah. Yang benar adalah pendidikan yang tinggi bisa membantu seseorang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar, meski hal itu bukan satu-satunya jaminan. Kita banyak melihat para wiraswastawan yang tidak lulus pendidikan tinggi bisa mendapatkan penghasilan yang besar. Namun demikian, kebanyakan dari mereka yang memiliki pendidikan tinggi biasanya berpenghasilan lebih besar.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pekerjaan</span><br /><br />Penghasilan seseorang juga berkait erat dengan pekerjaan yang dia lakukan. Disinilah kita mengenal istilah white collar worker dengan blue collar worker. Pekerja kerah putih (mereka yang lebih banyak menggunakan pikirannya dalam bekerja) biasanya menghasilkan lebih banyak uang daripada mereka yang berkerah biru (mereka yang lebih banyak menggunakan tenaganya).<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Umur</span><br /><br />Penghasilan seseorang juga berkait erat dengan umurnya. Mereka yang masih berumur 25 tahun ke bawah cenderung berpenghasilan lebih rendah daripada mereka yang sudah berumur di atas 25 tahun, bahkan di atas 35 tahun. Semakin tua umur seseorang, biasanya penghasilannya akan menjadi lebih tinggi. Ini masuk akal mengingat pengalaman seseorang dalam satu bidang, apabila ditekuni dari tahun ke tahun akan membuat pengalamannya bertambah, sehingga penghasilannya juga akan semakin bertambah.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Harta</span><br /><br />Penghasilan seseorang pada dasarnya didapat dari upah dan juga hasil investasi. Upah terdiri atas honor dan gaji, yang didapat seseorang karena jasa atau pekerjaan yang dia lakukan. Tetapi penghasilan yang kedua, adalah penghasilan yang didapat dari hasil investasi. Misal, seseorang memiliki harta berupa uang tunai Rp 100 juta. Bila uang ini diinvestasikan, akan memberikan penghasilan bunga yang rutin setiap bulannya. Semakin besar harta yang dia miliki, semakin besar pula penghasilan bunganya atau hasil investasinya. Begitu juga bila seseorang memiliki rumah, dia bisa menyewakannya kepada pihak lain, orang tersebut akan mendapatkan hasil sewa. Jadi, semakin besar harta Anda, biasanya akan semakin besar pula penghasilan yang Anda terima. Selanjutnya penghasilan tersebut bisa Anda gunakan untuk memperbesar harta Anda, yang pada akhirnya bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Begitu seterusnya.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tempat Tinggal</span><br /><br />Tempat tinggal juga berpengaruh pada penghasilan seseorang. Dua orang manajer yang sama, misalnya, baik umur maupun jenis pekerjaannya, bisa saja berbeda penghasilannya bila mereka tinggal di dua kota yang berbeda.<br /><br /></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-29378087482155904772009-08-24T14:17:00.000-07:002009-08-24T14:28:36.045-07:00ARTIKEL KEPAILITAN<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">1.Pengertian (Definisi) Kepailitan</span><br /><br />Kepailitan merupakan suatu proses di mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya. Harta debitur dapat dibagikan kepada para kreditur sesuai dengan peraturan pemerintah.<br /><br />Dari sudut sejarah hukum, undang-undang kepailitan pada mulanya bertujuan untuk melindungi para kreditur dengan memberikan jalan yang jelas dan pasti untuk menyelesaikan utang yang tidak dapat dibayar.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Peraturan Perundangan tentang Kepailitan</span><br /><br />Sejarah perundang-undangan kepailitan di Indonesia telah dimulai hampir 100 tahun yang lalu yakni sejak 1906, sejak berlakunya “Verordening op het Faillissement en Surceance van Betaling voor de European in Indonesia” sebagaimana dimuat dalam Staatblads 1905 No. 217 jo. Staatblads 1906 No. 348 Faillissementsverordening. Dalam tahun 1960-an, 1970-an secara relatip masih banyak perkara kepailitan yang diajukan kepada Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia, namun sejak 1980-an hampir tidak ada perkara kepailitan yang diajukan ke Pengadilan negeri. Tahun 1997 krisis moneter melanda Indonesia, banyak utang tidak dibayar lunas meski sudah ditagih, sehingga timbul pikiran untuk membangunkan proses kepailitan dengan cara memperbaiki perundang-undangan di bidang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang atau biasanya disingkat PKPU.<br /><br />Pada tanggal 20 April 1998 pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan yang kemudian telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat menjadi Undang-Undang, yaitu Undang-Undang No. 4 tahun 1998 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan tanggal 9 september 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 nomor 135).<br /><br />Undang-Undang No. 4 tahun 1998 tersebut bukanlah mengganti peraturan kepailitan yang berlaku, yaitu Faillissements Verordening Staatsblad tahun 1905 No. 217 juncto Staatblads tahun 1906 No. 308, tetapi sekedar mengubah dan menambah.<br /><br />Dengan diundangkannya Perpu No. 1 tahun 1998 tersebut, yang kemudian disahkan oleh DPR dengan mengundangkan Undang-Undang No. 4 tahun 1998 tersebut, maka tiba-tiba Peraturan Kepailitan (Faillissements Verordening S. 1905 No. 217 jo S. 1906 No. 348) yang praktis sejak lama sudah tidak beroperasi lagi, menjadi hidup kembali. Sejak itu, pengajuan permohonan-permohonan pernyataan pailit mulai mengalir ke Pengadilan Niaga dan bermunculanlah berbagai putusan pengadilan mengenai perkara kepailitan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Tujuan utama kepailitan</span><br /><br />adalah untuk melakukan pembagian antara para kreditur atas kekayaan debitur oleh kurator. Kepailitan dimaksudkan untuk menghindari terjadinya sitaan terpisah atau eksekusi terpisah oleh kreditur dan menggantikannya dengan mengadakan sitaan bersama sehingga kekayaan debitur dapat dibagikan kepada semua kreditur sesuai dengan hak masing-masing.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Lembaga kepailitan</span><br /><br />Pada dasarnya merupakan suatu lembaga yang memberikan suatu solusi terhadap para pihak apabila debitur dalam keadaan berhenti membayar/tidak mampu membayar.<br />Lembaga kepailitan pada dasarnya mempunyai dua fungsi sekaligus, yaitu:<br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>kepailitan sebagai lembaga pemberi jaminan kepada kreditur bahwa debitur tidak akan berbuat curang, dan tetap bertanggung jawab terhadap semua hutang-hutangnya kepada semua kreditur.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>kepailitan sebagai lembaga yang juga memberi perlindungan kepada debitur terhadap kemungkinan eksekusi massal oleh kreditur-krediturnya. Jadi keberadaan ketentuan tentang kepailitan baik sebagai suatu lembaga atau sebagai suatu upaya hukum khusus merupakan satu rangkaian konsep yang taat asas sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Para Pihak yang dapat mengajukan kepailitan yaitu:</span><br /><br /></div><ul style="text-align: justify;"><li> atas permohonan debitur sendiri</li><li> atas permintaan seorang atau lebih kreditur</li><li> Oleh kejaksaan atas kepentingan umum</li><li> Bank Indonesia dalam hal debitur merupakan lembaga bank</li><li> oleh Badan Pengawas Pasar Modal dalam hal debitur merupakan perusahaan efek.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">6.Syarat Yuridis untuk kepailitan adalah :</span><br /><br /> 1. Adanya hutang<br /> 2. Minimal satu hutang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih<br /> 3. Adanya debitur<br /> 4. Adanya kreditur (lebih dari satu)<br /> 5. Permohonan peryataan pailit<br /> 6. Pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7.Adapun para pihak yang dapat melakukan permintaan kepailitan adalah :</span><br /><br /> 1. Debitur<br /> 2. Kreditur<br /> 3. Kejaksaan demi kepentingan umum<br /> 4. Bank Indonesia<br /> 5. Badan Pengawas Pasar Modal<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8.Langkah-langkah yang ada dalam kepailitan ada 9 langkah, yaitu :</span><br /><br /></div><ol style="text-align: justify;"><li> Permohonan pailit, syarat permohonan pailit telah diatur dalam UU No. 4 Tahun 1998, seperti apa yang telah ditulis diatas.</li><li> Keputusan pailit berkekuatan tetap, jangka waktu permohonan pailit sampai sampai keputusan pailit berkekuatan tetap adalah 90 hari.</li><li> Rapat verifikasi, adalah rapat pendaftaran utang-piutang, pada langkah ini dilakukan pendataan berapa jumlah utang dan piutangyang dimiliki oleh debitur. Verifikasi utang merupakan tahap yang paling penting dalam kepailitan karena akan ditentukan urutan pertimbangan hak dari masing-masing kreditur. Rapat verifikasi dipimpin oleh hakim pengawas dan dihadiri oleh : (a) Panitera (sebagai pencatat), (b) Debitur (tidak boleh diwakilkan karena nanti debitur harus menjelaskan kalau nanti terjadi perbedaan pendapat tentang jumlah tagihan, (c) Kreditur atau kuasanya (jika berhalangan untuk hadir tidak apa-apa, nantinya mengikuti hasil rapat), (d) Kurator (harus hadir karena merupakan pengelola aset).</li><li> Perdamaian, jika perdamaian diterima maka proses kepailitan berakhir, jika tidak maka akan dilanjutkan ke proses selanjutnya. Proses perdamaian selalu diupayakan dan diagendakan. Ada beberapa perbedaan antara perdamaian yang terjadi dalam proses kepailitan dengan perdamaian yang biasa. Perdamaian dalam proses kepailitan meliputi : (a) mengikat semua kreditur kecuali kreditur separatis, karena kreditur separatis telah dijamin tersendiri dengan benda jaminan yang terpisah dengan harta pailit umumnya. (b) terikat formalitas, (c) ratifikasi dalam sidang homologasi, (d) jika pengadilan niaga menolak adanya hukum kasasi, (e) ada kekuatan eksekutorial, apa yang tertera dalam perdamaian, pelaksanaanya dapat dilakukan secara paksa. Tahap-tahap dalam proses perdamaian antara lain : (a) pengajuan usul perdamaian, (b) pengumuman usulan perdamaian, (c) rapat pengambilan keputusan, (d) sidang homologasi, (e) upaya hukum kasasi, (f) rehabilitasi.</li><li> Homologasi akur, yaitu permintaan pengesahan oleh Pengadilan Niaga, jika proses perdamaian diterima.</li><li> Insolvensi, yaitu suatu keadaan dimana debitur dinyatakan benar-benar tidak mampu membayar, atau dengan kata lain harta debitur lebih sedikit jumlahnya dengan hutangnya. Hal tentang insolvensi ini sangat menentukan nasib debitur, apakah akan ada eksekusi atau terjadi restrukturisasi hutang dengan damai. Saat terjadinya insolvensi (pasal 178 UUK) yaitu: (a) saat verifikasi tidak ditawarkan perdamaian, (b) penawaran perdamaian ditolak, (c) pengesahan perdamaian ditolak oleh hakim. Dengan adanya insolvensi maka harta pailit segera dieksekusi dan dibagi kepada para kreditur.</li><li> Pemberesan/likuidasi, yaitu ppenjualan harta kekayaan debitur pailit, yang dibagikan kepad kreditur konkuren, setelah dikurangi biaya-biaya.</li><li> Rehabilitasi, yaitu suatu usaha pemulihan nama baik kreditur, akan tetapi dengan catatan jika proses perdamaian diterima, karena jika perdamaian ditolak maka rehabilitasi tidak ada. Syarat rehabilitsi adalah : telah terjadi perdamaian, telah terjadi pembayaran utang secara penuh.</li><li> Kepailitan berakhir.</li></ol>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-73097321654901957122009-08-18T00:37:00.000-07:002009-08-18T00:59:45.019-07:00MAKALAH ELASTISITAS PERMINTAAN<div style="text-align: justify;">Makalah tentang elastisitas permintaan ini membahas definisi sampai manfaat pengukuran elastisitas permintaan<br /><span style="font-weight: bold;">DEFINISI ELASTISITAS PERMINTAAN</span><br />Elastisitas dapat diartikan sebagai besarnya perubahan relatif dari variabel yang diterangkan, sebagai akibat perubahan variabel yang menerangkan.<br />Apabila variabel yang diterangkan dimisalkan Q (quantity) dari suatu barang, dan variabel yang menerangkan adalah P (Price) harga tersebut , maka kita bisa rumuskan bahwa elastisitas adalah :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ada 2 macam elastisitas secara umum yaitu :</span><br />1. Elastisitas titik (Point elasticity), yaitu mengukur elastisitas pada satu titik tertentu atau pada pergerakan dari beberapa titik.<br /><br />2. Elastisitas Busur (Arc Elasticity), yaitu mengukur elastisitas pada beberapa titik secara bersamaan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Elastisitas Permintaan</span><br />Adalah suatu pengukuran kuantitas untuk menunjukan seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap permintaan suatu barang.<br />Ada 3 jenis elastisitas permintaan yaitu :<br />1. Elastisitas permintaan harga<br />2. Elastisitas Permintaan pendapatan<br />3. Elastisitas Permintaan Silang<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Penentu-penentu Elastisitas Permintaan</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tersedianya Barang Substitusi yang Terdekat</span><br />Barang-barang dengan substitusi terdekat cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis karena mempermudah para konsumen untuk mengganti barang tersebut dengan yang lain. Misalnya, mentega dan margarin merupakan barang yang mudah diganti dengan yang lain. Kenaikan harga mentega sedikit saja, jika harga margarin tetap, akan mengakibatkan jumlah mentega yang terjual turun dratis. Sebaliknya, karena telur merupakan makanan tanpa substitusi dekat, maka permintaan akan telur tidak seelastis permintaan akan mentega.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kebutuhan versus Kemewahan</span><br />Kebutuhan cenderung memiliki permintaan yang inelastic, sebaliknya kemewahan memiliki permintaan yang elastis. Ketika biaya berobat ke dokter meningkat, oreng tidak akan secara dramatis mengubah frekuensi mereka ke dokter, meskipun mungkin tidak sesering sebelumnya. Sebaliknya ketika kapal pesiar meningkat, maka jumlah permintaan kapal pesiar akan turun banyak. Alasannya karena kebanyakan orang melihat berobat ke dokter sebagai suatu kebutuhan, sedangkan kapal pesiar sebagai suatu kemewahan. Suatu barang merupakan suatu kebutuhan atau suatu kemewahan tidak tergantung pada sifat hakiki barang itu, tetapi pada pilihan pembeli. Bagi seorang pelaut yang tidak terlalu memperhatikan kesehatannya, kapal pesiar mungkin sebuah kebutuhan dengan permintaan yang inelastis, sedangkan berobat ke dokter adalah kemewahan dengan permintaan yang elastis.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Definisi Pasar</span><br />Elastisitas permintaan dalam segala jenis pasar bergantung pada bagaimana kita menggambarkan batas-batas pasar. Pasar yang terdefinisi sempit cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis dibandingkan yang terdefinisi luas, karena lebih mudah menemukan substitusi untuk barang-barang yang terdefinisi secara sempit. Misalnya, makanan, sebuah kategori yang luas, memiliki permintaan yang inelastis karena tidak ada barang substitusi untuk makanan. Es krim, sebuah kategori yang lebih sempit, memiliki permintaan yang lebih elastis karena mudah untuk menggantinya dengan pencuci mulut lain. Es krim vanilla, sebuah kategori yang sangat sempit, memiliki permintaan yang sangat elastis karena rasa lain es krim merupakan barang substitusi yang hampir sempurna untuk vanilla.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rentang Waktu</span><br />Barang-barang cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis selama kurun waktu yang lebih panjang. Ketika harga bensin naik, jumlah permintaan bensin hanya sedikit mengalami kemerosotan pada beberapa bulan pertama. Namun setelah itu, bagaimanapun juga, orang-orang akan membeli mobil-mobil yang lebih irit bahan bakar, menggunakan transportasi umum, dan pindah ke tempat kerja yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka. Dalam beberapa tahun, jumlah permintaan bensin akan menurun dratis.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Menghitung Elastisitas Permintaan</span><br />Para ekonom menghitung elastisitas permintaan sebagai perubahan persentase jumlah permintaan dibagi perubahan persentase variable yang mempengaruhi, yang bisa dimisalkan dengan variable harga<br /><br />Elastisitas harga permintaan = perubahan jumlah prosentase permintaan / perubahan prosentase harga<br /><br />Sebagai contoh anggaplah bahwa peningkatan 10 persen harga es krim mengakibatkan jumlah es krim yang anda beli turun hingga 20 persen. Kita menghitung elastisitas permintaan anda sebagai berikut:<br /><br />Elastisitas harga permintaan = 20% / 10% = 2<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Faktor- faktor yang mempengaruhi Elastisitas :</span><br /><ol><li>Seberapa besar barang-barang lain dapat menggantikan barang yang bersangkutan.</li><li>Seberapa besar dari pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang yang bersangkutan.</li><li>waktu analisis</li><li>Banyak tidaknya macam penggunaan barang yang bersangkutan.</li></ol><br /><span style="font-weight: bold;">Manfaat pengukuran Elastisitas Permintaan :</span><br /><ol><li>Kepada perusahaan, dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat suatu kebijakan atau strategi penjualan.</li><li>Kepada pemerintah, dengan mengetahui dari sifat barang (eksport dan import) dapat disusun suatu kebijakan yang mendukung.</li></ol></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-7058354344380169442009-08-15T21:05:00.000-07:002009-08-15T21:19:20.066-07:00MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK<div style="text-align: justify;">Makalah ini membahas tentang <span style="font-weight: bold;">Akuntansi Sektor Publik</span>,dari sejarahnya sampai Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia<span style="font-weight: bold;"></span><br /><span style="font-weight: bold;">Sejarah Akuntansi Sektor Publik</span><br />Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam bukunya, Vernon Kam (1989) menjelaskan bahwa praktik akuntansi sektor publik sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Kemunculannya lebih dipengaruhi pada interaksi yang terjadi pada masyarakat dan kekuatan sosial didalam masyarakat. Kekuatan sosial masyarakat, yang umumnya berbentuk pemerintahan. Organisasi sektor publik ini, dapat diklasifikasikan dalam:<br />1. Semangat kapitalisasi (Capitalistic Spirit).<br />2. Peristiwa politik dan ekonomi (Economic and Politic Event).<br />3. Inovasi teknologi (Technology Inovation).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Aspek Filosofi Sektor Publik</span><br />Dari berbagai buku Anglo Amerika, akuntansi sektor publik diartikan sebagai mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik. Dari berbagai buku lama terbitan Eropa Barat, akuntansi sektor publik disebut akuntansi pemerintahan. Dan diberbagai kesempatan disebut juga sebagai akuntansi keuangan publik. Berbagai perkembangan terakhir, sebagai dampak penerapan daripada accrual base di Selandia Baru, pemahaman ini telah berubah. Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat. Akuntansi dana masyarakat dapat diartikan sebagai: “… mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat”. Dari definisi diatas perlu diartikan dana masyarakat sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat - bukan individual, yang biasanya dikelola oleh organisasi -organisasi sektor publik, dan juga pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Di Indonesia, akuntansi sektor publik dapat didefinisikan: “… mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek- proyek kerjasama sektor publik dan swasta”.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK</span><br />Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah:<br /><br /> 1. Anggaran tradisional atau anggaran konvensional<br /> 2. Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">1.ANGGARAN TRADISIONAL</span><br />Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di negara berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu: (a) cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan (b) struktur dan susunan anggaran yang besifat line-item.<br />Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah: (c) cenderung sentralistis; (d) bersifat spesifikasi; (e) tahunan; dan (f) menggunakan prinsip anggaran bruto. Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.<br /><span style="font-weight: bold;">CIRI-CIRI ANGGARAN TRADISIONAL :</span><br /><span style="font-weight: bold;"></span><br /><span style="font-weight: bold;">Incrementalism</span><br /><br />Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.<br />Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas seringkali tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional. Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money ini, seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan.<br />Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item, program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meskipun sebenarnya item tersebut sudah tidak relevan dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan penyesuaian lainnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Line-item</span><br /><br />Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena sifatnya yang demikian, penggunaan anggaran tradisional tidak memungkinkan untuk dilakukan penilaian kinerja secara akurat, karena satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan adalah semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.<br /><br />Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak, atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2.ANGGARAN PUBLIK DENGAN PENDEKATAN NPM</span><br />Era New Public Management<br />Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.<br />New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New Public Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi tender.<br /><br />Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:<br /><br /></div><ol style="text-align: justify;"><li> Pemerintahan katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik. Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing). Produksi pelayanan publik oleh pemerintah harus dijadikan sebagai pengecualian, dan bukan keharusan, pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan oleh pihak non-pemerintah.</li><li> Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani. Pemerintah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help community).</li><li> Pemerintah yang kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya.</li><li> Pemerintah yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.</li><li> Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan. Pada pemerintah tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas masalah yang dihadapi. Semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula dana yang dialokasikan.</li><li> Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi.</li><li> Pemerintahan wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan.</li><li> Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah tradisonal yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah publik.</li><li> Pemerintah desentralisasi : dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja.</li><li> Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan). Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme administratif. Dari keduanya, mekanisme pasar terbukti sebagai yang terbaik dalam mengalokasi sumberdaya. Pemerintah tradisional menggunakan mekanisme administratif yaitu menggunakan perintah dan pengendalian, mengeluarkan prosedur dan definisi baku dan kemudian memerintahkan orang untuk melaksanakannya (sesuai dengan prosedur tersebut). Pemerintah wirausaha menggunakan mekanisme pasar yaitu tidak memerintahkan dan mengawasi tetapi mengembangkan dan menggunakan sistem insentif agar orang tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat.</li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia</span><br />Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi BUMN. Di tahun 1959 pemerintahan orde lama mulai melakukan kebijakan-kebijakan berupa nasionalisasi perusahaan asing yang ditransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tetapi karena tidak dikelola oleh manajer profesional dan terlalu banyaknya politisasi’ atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan perusahaan tersebut hanya dijadikan ‘sapi perah’ oleh para birokrat. Sehingga sejarah kehadirannya tidak memperlihatkan hasil yang baik dan tidak menggembirakan. Kondisi ini terus berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak belakang lagi pada saat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang fungsi dari BUMN. Dengan memperhatikan beberapa fungsi tersebut, konsekuensi yang harus ditanggung oleh BUMN sebagai perusahaan publik adalah menonjolkan keberadaannya sebagai agent of development daripada sebagai business entity. Terlepas dari itu semua, bahwa keberadaan praktik akuntansi sektor publik di Indonesia dengan status hukum yang jelas telah ada sejak beberapa tahun bergulir dari pemerintahan yang sah. Salah satunya adalah Perusahaan Umum Telekomunikasi (1989)</div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9074133521433289453.post-18340457341880097612009-08-12T23:36:00.000-07:002009-08-12T23:56:09.479-07:00MAKALAH AUDITING<span style="font-weight: bold;">DEFINISI DAN FILOSOFI AUDIT</span><br /><div style="text-align: justify;">Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens & Leobbecke ; 1998) sedangkan menurut R.K Mautz,Husain A sharaf ;1993 mendefinisikan auditing sebagai rangkaian praktek dan prosedur, metode dan teknik, suatu cara yang hanya sedikit butuh penjelasan, diskripsi, rekonsiliasi dan argumen yang biasanya menggumpal sebagai teori. Selanjutnya Mulyadi & Kanaka Puradiredja (1998) mendifinisikan auditing adalah proses sistematis untuk mempelajari dan mengevaluasi bukti secara objektip mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.<br />Pembicaraan mengenai auditing selalu dikaitkan dengan keberadaan profesi Akuntan Publik, yang dikenal oleh masyarakat sebagai penyedia jasa audit laporan keuangan kepada pemakai informasi keuangan. Para praktisi dan pendidik terkadang timbul suatu pertanyaan teori apakan sebenarnya yang melatar belakangi auditing. Literatur-literatur yang terkait dengan auditing lebih banyak didominasi oleh pembicaraan yang terkait dengan praktek dan teknik audit. Dan sedikit sekali literatur profesional yang mengulas mengenai teori auditing.<br />Beberapa masalah-masalah dalam auditing sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan dan tidak kunjung terpecahkan, misalnya apakah tes dan pengambilan sampel yang biasa dipakai auditor kurang dalam menjustifikasi opininya ?, masalah independensi auditor dan kepentingan auditor terhadap audit fee. Tidak hanya layanan auditor saja yang menjadi perdebatan akan tetapi juga menyangkut tanggung jawab kinerja dan fungsi historisnya. Bagaimana kedudukan auditor mengenai kewajiban untuk mengungkapkan pelanggaran hukum oleh klien, terlebih lagi peranan auditor dalam pelanggaran hukum klien yang sampai saat ini masih diperdebatkan.<br />Pembicaraan mengenai teori auditing sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari sejarah auditing itu sendiri. Auditing pada awalnya dikembangkan sebagai sebuah prosedur dengan pengecekan yang detail sehingga kelihatannya teori tidak diinginkan dan diperlukan, Para auditor jaman dahulu hanya terdorong untuk menginfestigasi kecocokan hal-hal yang diinfestigasi dengan model atau standar, hal ini tidak beda jauh dengan kondisi pada saat ini. Akan tetapi apakah hal demikian benar ?<br />“ Kami berpendapat bahwa ada teori auditing, yang terdiri dari sejumlah asumsi dasar dan suatu kerangka dari ide-ide yang terintegrasi, pemahaman yang akan banyak membantu secara langsung dalam pengembangan dan praktek seni auditing. Lebih jauh lagi kami percaya,yang akan kami usahakan untuk mendukung kepercayaan kami ini dibagian-bagian berikut, bahwa pemahaman mengenai teori auditing dapat membawa kita ke solusi yang paling masuk akal dari masalah-masalah yang paling tidak menyenangkan yang dihadapi oleh auditing saat ini” (Mautz, R. K., and Hussein A. Sharaf ; 1961)<br />Selama bertahun-tahun auditing sibuk menyiapkan kelahirannya dan diterima jika selama bertahun-tahun itu hanya sedikit waktu untuk introspeksi, namun ketika suatu teori menjadi semakin matang maka waktu instrospeksi yang dibutuhkan semakin berkurang. Sungguh ada sesuatu yang tidak layak mengenai profesi dengan tidak ada dukungan yangterlihat dalam bentuk struktur teori yang komprehensip dan terintegrasi, maka diperlukan Filosofi Auditing.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Perbedaan antara audit dan pencatatan akuntansi :</span><br /><br /><ul style="font-weight: bold;"><li>Pencatatan akuntansi menurut tujuannya</li></ul><br />Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan & andal sehingga dapat berguna bagi pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi adalah suatu proses yang kreatif. Para pegawai entitas terlibat dalam proses akuntansi ini, sedangkan tanggung jawab akhir untuk laporan keuangan terletak pada manajemen entitas.<br /><br /><ul style="font-weight: bold;"><li>Dilihat dari proses pencatatan akuntansi</li></ul><br />Pencatatan akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah diidentifikasi, maka bukti transaksi ini diukur, dicata, dikelompokkan, serta dibuat ikhtisar dalam catatan-catatan akuntnsi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan PABU (GAAP).<br /><br /><ul style="font-weight: bold;"><li>Audit menurut tujuannya</li></ul><br />Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen. Audit laporan keuangan ini merupakan tanggung jawab auditor.<br /><br /><ul style="font-weight: bold;"><li>Dilihat dari proses audit</li></ul><br />Proses audit keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis dan industry klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP (PABU). Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang berlaku umum-SABU (GAAS) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat atau opini atas laporan keuangan. Jadi audit berpedoman selain pada PABU juga berpedoman pada SABU (GAAS).<br /><br />Secara lebih singkatnya pencatatan akuntansi merupakan rekaman dari data historis keuangan ekonomi suatu entitas dalam bentuk laporan keuangan berdasarkan PABU sedangkan Audit merupakan proses sistematis untuk menelusuri dari laporan keuangan suatu entitas sampai kepada bukti transaksi atas kejadian ekonomi entitas untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen berdasarkan SABU bahwa laporan keuangan tersebut telah disajikan sesuai PABU.<br /></div>bayutube86http://www.blogger.com/profile/08118438060629884628noreply@blogger.com3